Kepada kamu yang di sana
(1)
Ketika berpayungkan matahari bersama, kitapun
Akrab mencengkramai lapar, selalu bahkan
Memaksa waktu menjeda' buat rehat sejenak saja sekedar berbagi dahaga yang memenjaraÂ
Itu dulu, mungkin dulu sekali malahan buatmu
(2)
Masih hangat nian terngiang dalam ingatanku
Ketika kamu merangkulku dan mendadak nyeletuk tiba-tiba, kita harus selalu bersama kawan ..
Apapun yang akan terjadi kita harus selalu bersama, begitu
Engkau ulang-ulangi terus ikrar sepihak hingga senyum kita pecah, suatu ketika itu
(3)
Dua puluh lima tahun tlah berlalu, berasa singkat memang
Apalagi jika menoleh sebentar ke belakang, ketika
Kita betul-betul makan nasi kucing sepiring berdua, dengan sangat lahapnya
Kini, aku merindukan amat perihnya sengat matahari, lapar dan dahaga kita itu, seperti dulu.