Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memerdekakan Jika

19 Agustus 2022   08:38 Diperbarui: 19 Agustus 2022   08:39 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dirgahayu Negeriku

(1)

Peringatan hari kemerdekaan baru saja berlalu, istana negarapun riuh bergoyang menerbangkan lagu cinta. Semarak merdeka mengibarkan semangat Indonesia Raya bergema di seantero negeri. Kemeriahan itu mewarnai gang rakyat, rt, lapangan terbuka, juga gedung-gedung perkantoran dengan dihiasi berbagai pesta lomba dan musik penyerta, semuanya mengkristal indah bak puisi.

(2)

Namun disebalik itu meski telah 77 tahun merdeka, negeri ini masih menyembunyikan kabut pekat persoalan yang menghantui. Semisal korupsi dan kolusi yang meraja, pengangguran yang membubung, kemiskinan yang erat mencengkeram, serta sekeranjang masalah sosial lainnya. Ini baru sekelumit kegelisahan saja yang potretnya teramat panjang ketika dipajang di bumi pertiwi tercinta. Derai air mata wong cilik begitu mendominasi.

(3)

Puji syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing 77 tahun silam itu, telah menyerta begitu banyak berkahNya. Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa bangsa ini bersatu padu dalam keinginan yang luhur dengan Kebineka'an yang beraneka ragamnya menjadi satu bangsa: Indonesia, Menuju masyarakat adil dan makmur sentosa dalam bingkai spriritual yang sama, berKetuhanan Yang Maha Esa.

(4)

Jika saja, bangsa ini telah benar-benar merdeka dari berbagai persoalan yang menghantui di atas, maka merdeka yang sesungguhnya bukan lagi hanya menjadi slogan belaka.

''Aku Ingin meMerdekakan Jika''.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun