Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara-suara Saputangan

30 Juli 2022   13:34 Diperbarui: 30 Juli 2022   13:41 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ketika jarum jam berdegup kencang

(1)

Entah kenapa saputangan coklat itu bersuara

Mendadak tumbuh mulut di bentang elok wajahnya

Mulut yang entahlah selalu saja mengerang lirih

Ketika siang yang terpanggang berubah menjadi gelap

(2)

Entah kenapa saputangan coklat itu dikerubuti tanya

Meraba-raba rahasia tersembunyi tentang hari berkabut   

Ketika kemesra'an yang memabukkan runtuh tiba-tiba

Mengoyak cabik segala mantera dan dupa nan meraja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun