Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memerahnya Langit Duren Tiga

13 Juli 2022   23:31 Diperbarui: 13 Juli 2022   23:33 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Kala itu sore belum rebahan di pintu malam

Lalu lalang lelah sibuknya ibukota saling silang seolah berebutan pulang

Tampak pula seorang abang gojek lagi asik bermain game online sambil menunggu panggilan penumpang di pinggir jalan

Waktu yang tengah berlari cepat sepertinya merangkak pelan karenanya

(2)

Pada teras sebuah rumah yang asri kehidupan menjelang malam baru saja menggeliat

Kuning lampu bohlamnya seketika mewarnai hijaunya dedaunan taman

Secangkir kopi hangat arabika terhidang menggoda selera di sebuah meja plastik yang dingin

Seorang lelaki tua berkaca mata tebal dengan sehelai sarung kotak-kotak melilit di pinggangnya terlihat baru saja menyeruputnya perlahan dalam damai       

(3)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun