(1)
Matahari telah tenggelam di pundaknya
Langkah kaki pun sudah tak lagi tegap
Sinar mata yang biasanya tajam kini meredup
Teman dan sahabatpun mulai merenggang senyum  Â
(2)
Namun pundak itu masih hendak menahan malam
Berupaya memancarkan sisa cahaya sakti di telunjuknya
Merasakan panas sinar matahari abadi bersamanya
Tubuh itu belum siap untuk merangkul bayangnya sendiri
Â
(3)
Tubuh itu kini masih berupaya merayu bintang
Sebagai pengganti mataharinya yang esok terbit di pundak lain
Harapnya telunjuknya tetap memancarkan kesaktian
Meski sesungguhnya malamnya telah menunggunya pulang