(1)
Rose ini tumbuh subur di pelepah dalam kedua kelopak mataku
Ia menyemak rimbun melebat memenuhi sekujur bidang penuh tatapku
Ruang kedipku tak lagi menyisakan asa untuk sekedar sejenak rehat
Aku tak mampu mendekap indah pagi lain di bening embun karenanya
(2)
Pernah kupatahkan satu tangkai rose ini ketika lengah malam
Berharap menemukan ruang keindahan lain yang menerobos diam-diam
Namun seketika pula rose ini berjejalan erat bertumbuhan membelah
Ia kian menyemak liar tak hanya memenuhi ruang tatapku tapi juga nafasku
(3)
Rose ini kini kusadari tlah pula mengalir tumbuh di ruang rahasiaku
Ia sengaja paksa menempati satu pot cintaku yang selalu kubasuh dalam sunyi
Terdapat hampar wangi sajadah dan lantunan zikir nan tiada henti di sana
Kini sang rose berduri ini tlah mendekapku penuh dalam stiap diamnya sujudku