Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Menyoal Pernikahan: Cinta Itu Harus Memiliki, Jika Tidak, Wajib Disudahi

5 Juli 2021   05:49 Diperbarui: 6 Juli 2021   02:16 1331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Couple session dalam sebuah pernikahan. (Sumber: Unsplash/Foto oleh Jeremy Wong Wedding)

Berapa kali seseorang harus mengalami patah hati sebelum dia yakin telah menemukan cinta sejati?

Saya pernah menanyakan pertanyaan ini melalui fitur polling di Instagram saya—dan hasilnya mengejutkan, nyaris dari tiga perempat menjawab "harus" mengalami tiga kali patah hati terlebih dahulu sebelum berani menyebut orang yang dia jajaki adalah sosok yang tepat.

Dari sini saya bisa menyimpulkan bahwa perkara cinta di antara dua insan adalah sesuatu yang bisa dikatakan nasib-nasiban—alih-alih untung-untungan.

Dengan kata lain, simpulan saya bermuara: cinta bisa dikatakan adalah sebuah gambling yang dilakukan seseorang dalam menjalani sebuah fase kehidupan.

So, what's next?

Banyak yang menjawab, ya menikahlah biar bahagia. Apa lagi?!—dan mulai dilancarkanlah "lobi-lobi".

Well, saya tidak habis pikir sih kalau ada orang-orang yang sanggup berkata "menikahlah agar bahagia", seolah-olah itu semacam sindiran "halus" bagi mereka yang tidak menikah (baca: belum)—alih-alih mengatakan kalau mereka yang belum bertemu jodohnya itu adalah senyata-nyatanya manusia yang tidak bahagia—dan atau parahnya hendak mengatakan kalau mereka tidak akan pernah merasakan sejatinya apa itu "bahagia" jika tidak menikah.

Baca juga: Masih Betah Melajang? Mungkin 6 Hal Ini yang Mungkin Jadi Alasan

Eh, tapi ada lho orang yang dengan percaya dirinya mengatakan itu; yang berkata kalau puncak tertinggi kebahagiaan seseorang adalah dengan menikah. Saya tidak bohong. Saya kenal orangnya.

Bukankah pernikahan hanya satu dari sekian banyak cara bagi manusia dalam berbagi cinta dan menikmati kasih sayang? Dia bukanlah satu-satunya—atau pemahaman saya yang keliru, alih-alih terlalu rendah?

Ups.

Di alam semesta lain (baca: dalam isi kepala saya), ada satu pertanyaan maha besar nan menggelitik yang kerap sekonyong-konyong hadir tatkala saya melakukan sesi foto couple session di acara wedding atau engagement klien: "seberapa kenal ya mereka masing-masing hingga akhirnya memilih sepakat akan menikah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun