Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[FFA] Bawang Merah yang Bertobat dan Bawang Putih yang Baik Hati

18 Oktober 2013   00:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:24 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katedrarajawen No 202

Hayo ...siapa teman-teman yang tak tahu cerita yang sudah melegenda tentang Bawang Merah yang jahat dan Bawang Putih yang baik hati? Pasti banyak teman-teman yang sudah tahu kisahnya. Tapi tunggu dulu, ini ada cerita baru tentang kisah yang yang lebih seru pada jaman sekarang. Mau tahu kisahnya? Yuk...lanjutkan baca!

Di sebuah kompleks perumahan di pinggiran kota yang asri tinggallah keluarga Bawang Putih yang hidup bahagia. Keluarga yang bersahaja dalam kebersamaan di rumah mereka yang sederhana. Orangtua dan anak saling menyayangi.Saling berbagi kasih sayang penuh senyuman.

Ayah Bawang Putih, Pak Rahmad yang gagah adalah seorang pedagang jujur yang baik hati, sedangkan Ibu Bawang Putih, Bu Anni, wanita berparas ayu adalah seorang wanita berbudi. Tak heran Bawang Putih tumbuh menjadi gadis yang berhati bersih dan disukai teman-temannya.

Bawang Putih adalah gadis yang berwajah cantik, rajin membantu Ibu di rumah, suka menolong dan mudah bersahabat dengan siapa saja. Siapa yang tidak mengenal Bawang Putih yang baik hati di kompleks perumahan itu?

Di sekolah Bawang Putih  termasuk murid yang berprestasi dan disukai guru-gurunya. Namun ada satu murid yang bernama Bawang Merah yang tidak menyukainya. Ia iri dengan prestasi Bawang Putih.

Bersama temannya yang bernama Bawang Bombay, Bawang Merah suka menjahili Bawang Putih baik di kelas maupun sepulang sekolah. Megotori bangku yang di duduki Bawang Putih atau melempari dengan gulungan kertas. Namun Bawang Putih sabar menerima perlakukan itu dan selalu tersenyum.Bawang Putih benar-benar anak yang pemaaf.

Hari berganti hari. Kehidupan terus berjalan. Tak disangka sampai suatu hari, Ibu Bawang Putih jatuh sakit yang parah, sehingga nyawanya tak tertolong. Bawang Putih harus kehilangan Ibu yang sangat menyayanginya.

Menerima kenyataan ini, Bawang Putih bersedih sepanjang hari. Bawang Putih hanya bisa melampiaskan kesedihannya dengan menangis. Ayahnya berusaha menghibur, agar Bawang Putih jangan terlalu bersedih.

"Bawang Putih, iklaskan saja kepergian Ibumu dan kita doakan agar Ibumu tenang di sisi Tuhan. Ikhas ya, Nak." Bawang Putih dipeluk erat-erat oleh ayahnya yang juga merasakan kehilangan istri tercinta walau berusaha bersikap tegar..

Tak jauh dari tempat tinggal Bawang Putih, Bawang Merah tinggal bersama Ibunya, Bu Evi yang sudah menjanda cukup lama. Sejak kematian Ibu Bawang Putih, Ibu Bawang Merah suka berkunjung ke rumah Bawang Putih memberikan perhatian padanya yang masih dalam suasana kehilangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun