Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ada Apa dengan Nadin?

19 Januari 2021   14:55 Diperbarui: 19 Januari 2021   19:35 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: postwrap/katedrarajawen

Katedrarajawen  _Orang kaya lebih mudah berbuat baik. Apa yang salah? Bukankah dengan uang banyak akan dengan mudah berbuat baik? Sumbang sana sumbang sini kalau ada bencana. Ada orang sakit yang butuh bantuan. Bangun tempat ibadah di mana-mana. Memelihara anak yatim piatu. Jadi donatur acara amal. 

Semua adalah perbuatan baik dan  dengan mudah dilakukan. Tinggal buka cek dan transfer. Tidak takut besok makan apa. 

Jadi, sampai di sini apa yang dikatakan Nadin Amizah--penyanyi yang sedang viral saat ini--yang viral di medsos tidaklah salah. 

Itu kalau orang kaya tersebut memiliki hati yang baik.  Bukankah banyak juga orang kaya yang malah tambah serakah dengan mencuri? Ada pula dengan kekayaannya   memudahkan berbuat kejahatan. 

Sama halnya juga dengan orang miskin, mau makan apa saja susah. Bila memiliki hati yang baik akan dengan mudah pula berbuat baik. Tidak harus dengan uang. 

Karena setiap manusia masih memiliki harta yang paling berguna. Tubuh. Tangan, kaki, mulut, telinga, senyuman, pikiran. Semua itu bisa menjadi alat kebaikan bagi orang lain. 

Sama hal dengan orang kaya yang mudah berbuat baik dengan uangnya, orang miskin pun bisa dengan mudahnya mengelak untuk tidak berbuat baik dengan alasan tidak punya uang. Yakni, dengan senjata pembenaran. Atas nama kemiskinan melakukan kejahatan. Apa tidak ada? 

Kalau ada yang tersinggung dibilang miskin tidak mudah  berbuat baik tambah miskin jadinya. Miskin harta miskin hati pula. Ini bicara kenyataan yang ada di dunia ini. 

Realitasnya ada yang seperti itu. Jujur saja mengakui. Tidak berani? Baik. Saya berani. Walau terpaksa dan kepepet. Bukan untuk sok berani. Ya, buat bahan tulisan ini. 

Ini pengakuan saya yang dikutip langsung dari swawawancara di pos ronda pada rintik hujan senja. 

"Saya waktu itu kalau dengar ceramah soal berbuat baik dengan beramal otak saya langsung hafal kalau ini pasti soal sumbangan. Hati mulai gelisah dan ada perasaan menyesal telah datang hari ini. 

Dalam hati saya mulai ngedumel 'ini udah hidup susah makan aja gak cukup disuruh beramal pula, nanti kalau saya udah kaya juga akan beramal. Jangan takut'. Ini bukan terjadi sekali dua kali. Sering. Ya kalau topiknya soal beramal selalu bikin dongkol sendiri. Merasa apes ikut mendengar ceramah."

Nah, bila di masa itu Nadin  Amizah ngomong seperti yang sedang viral sekarang pasti saya akan ikut tersinggung. Bisa-bisa saya pelet dia. Waktu itu. Sekarang sih saya malah senyum-senyum.  Menertawakan diri sendiri. Karena orang miskin itu saya. 

Bisa jadi apa yang disampaikan  Nadin soal orang miskin itu adalah tentang dirinya sendiri. Pengalaman hidup masa lalu. Karena bahasanya yang kurang pas lantas membuat banyak yang tersinggung dan merisaknya. 

Sekarang soal benar atau salah urusan belakangan yang penting bikin pernyataan. Heboh. Kalau ada yang salah cukup diam, bikin klarifikasi atau hapus status. Nanti ulangi lagi. Bukankah ini banyak terjadi? 

Jadi, untuk menjadi orang baik itu tidak hanya cukup dengan kaya harta, perlu kaya hati, dan kaya literasi. Apalagi di zaman media sosial saat ini. Jangan sampai hanya baca judul tulisan sampai meluber caci maki.

Kenapa jadi ngeri ya?  Beginilah dunia ini. 

@catatanringan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun