Dalam hati saya mulai ngedumel 'ini udah hidup susah makan aja gak cukup disuruh beramal pula, nanti kalau saya udah kaya juga akan beramal. Jangan takut'. Ini bukan terjadi sekali dua kali. Sering. Ya kalau topiknya soal beramal selalu bikin dongkol sendiri. Merasa apes ikut mendengar ceramah."
Nah, bila di masa itu Nadin Amizah ngomong seperti yang sedang viral sekarang pasti saya akan ikut tersinggung. Bisa-bisa saya pelet dia. Waktu itu. Sekarang sih saya malah senyum-senyum. Menertawakan diri sendiri. Karena orang miskin itu saya.Â
Bisa jadi apa yang disampaikan  Nadin soal orang miskin itu adalah tentang dirinya sendiri. Pengalaman hidup masa lalu. Karena bahasanya yang kurang pas lantas membuat banyak yang tersinggung dan merisaknya.Â
Sekarang soal benar atau salah urusan belakangan yang penting bikin pernyataan. Heboh. Kalau ada yang salah cukup diam, bikin klarifikasi atau hapus status. Nanti ulangi lagi. Bukankah ini banyak terjadi?Â
Jadi, untuk menjadi orang baik itu tidak hanya cukup dengan kaya harta, perlu kaya hati, dan kaya literasi. Apalagi di zaman media sosial saat ini. Jangan sampai hanya baca judul tulisan sampai meluber caci maki.
Kenapa jadi ngeri ya? Beginilah dunia ini.Â
@catatanringan