Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Guna-guna Kompasiana

22 Oktober 2020   21:17 Diperbarui: 22 Oktober 2020   23:16 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: kompasiana.com

Katedrarajawen _Entah guna-guna apa yang digunakan kompasiana sehingga membuat saya lupa diri dan tak berpikir pindah ke lain hati. Adakalanya ada perasaan mau pergi, tetapi terasa berat sekali. 

Sesungguhnya sebelum atau setelah menulis di Kompasiana saya ada juga menulis di blog lain. Blogdetik adalah yang pertama saya belajar ngeblog. Sekarang sudah tiada. 

Di Blogdetik sering juga masuk jadi  artikel utama bersama pak Gede Prama.  Ada rasa bangga tulisan bisa satu ruang bersama tulisan beliau. Namun tidak cukup menggoda. Tetap yang membuat betah itu kompasiana. 

Pernah juga di Politikana, blog khusus politik. Seru. Namun, kurang suka karena lebih banyak perdebatan. Tidak kuat rasanya kepala. Lagi-lagi, walau artikel bisa nangkring di kolom utama. Kompas takbisa dilupa. 

Lalu ada Wikimu dan Andriewongso. Setiap artikel yang masuk tidak bisa langsung tayang, tetapi melalui seleksi. Di Wikimu cukup lama, sampai tiada berita lagi keberadaannya. 

Belakangan diajak sahabat kompasianer membuat blog sendiri  gara-gara ada kekecewaan. Karena waktu itu kompasiana seperti langganan ada gangguan. Bikin tidak nyaman. Diam-diam tetap menulis untuk Kompasiana juga. 

Pada akhirnya memang betahnya di Kompasiana sampai Ulang Tahun ke-12. Tak terasa sudah bertahan 11 tahun menulis. Tidak pernah membayangkan bisa bertahan selama ini. Untuk urusan kerja saja, selama ini paling lama bertahan 8 tahun.

Jadi, ada  apa ini yang membuat saya sulit untuk pergi dari kompasiana? Guna-guna apa gerangan yang dipakai kompasiana? 

Saya jadi ingat waktu di kampung semasa kecil. Jangan coba coba sembarangan mengambil buah milik orang lain. 

Kenapa? Karena setelah mengambil ada risiko tidak bisa pergi menjauh, sebab di sekitar pohon itu sudah dijampi-jampi. 

Jadi seram. Apa demikian dengan kompasiana? 

Bisa jadi demikian. Saya pikir guna-guna itu  berupa kebersamaan sehingga bisa saling mengenal dari berbagai acara yang diadakan pengelola kompasiana. 

Artinya semua kebersamaan itu bukan hanya di dunia maya, tetapi bisa berwujud di dunia  nyata. Jarang-jarang ada, bukan? 

Kebersamaan  itu bukan hanya dengan sesama penulis di Kompasiana yang disebut Kompasianer di Jakarta saja. Bukan juga hanya yang ada di Indonesia, tetapi dari mancanegara. Bertemu secara langsung bertatap muka. Ditraktir makan pula. 

Pernah ada yang baru pulang dari Vietnam, langsung mampir ke tempat kerja. Untungnya membawa oleh-oleh. Coba kalu tidak, paling saya  bersembunyi. 

Pernah juga beberapa kompasianer langsung bertandang ke tempat kerja, mungkin ada yang saking kangennya mau bertemu. Bisa saja kompasianer itu fan berat saya hahaha... 

Ada lagi sampai menginap di rumah, padahal sebelumnya hanya sebatas mengenal di kompasiana. Karena ia jauh-jauh datang datang Batam ada suatu urusan. 

Yang heboh juga di acara Kompasianival ada  kompasianer yang minta izin untuk memeluk saya. Mana bawa istri lagi. Untung kompasianer ini sudah emak-emak. Paling saya sudah dianggap sebagai anak sendiri. Tidak masalah dong? 

Coba kalau masih muda? Ya, paling saya bilang ke istri, sudah saya anggap sebagai anak sendiri. Aman, kan? 

Bahkan juga masih ada beberapa kompasianer atau sudah mantan? Mereka memang sudah tidak menulis lagi di Kompasiana. Sampai saat ini masih berteman baik. Setiap hari masih saling menyapa di Whatsapp. Malah kami ada membuat grup WA untuk tetap saling berkomunikasi. 

Artinya pertemanan itu bukan hanya sebatas di Kompasiana atau selama masih menulis. Namun, semua pertemanan itu harus diakui  berasal dari kebersamaan di Kompasiana. 

Mengalami semua ini, tentu saya merasa sangat bersyukur sekali sampai saat ini masih bisa terus menulis di Kompasiana dengan tujuan yang lebih pasti. 

@12tahunkompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun