Rasanya ingin diam dan tak bersuara atas segala kebisingan dunia politik yang ada. Meneriakkan kebohongan dan kecurangan setiap hari bergema. Demo atas nama kedaulatan rakyat di balik haus kuasa sibuk menuduh pihak ketiga. Tak sadar telah terperdaya. Masuk dalam jebakan adu domba.
Ada yang merasa dalam kebenaran dirinya yang sibuk berteriak tentang kecurangan di mana - mana. Memiliki integritas yang mulia. Pongah mengatakan bahwa Pemilu 2019 adalah yang terburuk dalam sejarah Indonesia. Setelah sebelumnya klaim kebenaran bahwa Jokowi adalah presiden terburuk Indonesia yang pernah ada. Kebohongan macam apa? Bukankah inii korupsi sejarah namanya. Amnesia.
Inilah kebohongan yang nyata. Tukang bohong akan meneriakkan hal yang sama. Menutupi fakta, menutupi logika dan menutupi nurani akan kebenaran yang sebenarnya. Bahwa ada Pemilu yang terburuk yang pernah ada. Yang mana  sudah ditentukan pemenangnya. Pemilu adalah formalitas saja. Politik uang dan tekanan merajalela. Bahwa pada zaman Jokowi sebagai presiden pembangunan mulai merata. Lupa.
Ingin diam tak berbicara atas kebohongan dan kemunafikan yang ada. Mengatasnamakan demokrasi sebagai pembenaran untuk bebas berbicara. Bahkan yang bertentangan dengan moral etika dan agama. Kebebasan macam apa?
Ada yang seringkali berbicara di berbagai media. Bebas menghujat pemerintah yang dianggap tidak ada baiknya. Masih lantang mengatakan, bahwa di negeri ini sudah dikekang dan dipasung kebebasan untuk berbicara. Bukankah ini korupsi sejarah dan kebohongan yang nyata?