Mohon tunggu...
Kartika Maharani
Kartika Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMAN 28 Jakarta

Kartika Maharani (17) - XI MIPA 2 - SMAN 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bibi Lusi dan Rumah Abu-abu

24 November 2020   20:11 Diperbarui: 24 November 2020   20:27 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Nih, untuk kalian, isinya makanan yang aku bawa dari kampung halamanku di Aussie. Juga ada beberapa barang di dalamnya, sebagai ucapan terimakasihku karena sudah mau berkunjung! Ayo, aku antar ke depan," Bibi Lusi membukakan pintu mempersilahkan ketiganya keluar. Fila, Gio, dan Kania mengucapkan terimakasih banyak-banyak.

"Terimakasih, ya Bi! Maaf bila kami mengira seperti perkataan orang-orang kalau semua disini itu menyeramkan. Tetapi, nyatanya Bibi sangat baik! Terimakasih Bibi Lusi atas hadiahnya, kita akan sering berkunjung ke sini," salam Kania sebelum menggowes sepeda dan pulang ke rumahnya. Bibi Lusi hanya mengangguk-ngangguk sambil tersenyum lebar. Fila, Gio, dan Kania lalu bergerak pulang ke rumahnya.

Mereka menempatkan sepedanya sejajar agar bisa mengobrol. Menurut ketiganya, hal tadi adalah sesuatu yang sangat tidak diprediksi. Mereka senang akhirnya bisa menemukan seseorang baru sebagai teman.

"Hmm kawan.. memang kita tidak boleh cepat termakan gosip orang-orang, ya. Jangan menilai orang dari luarnya juga, karena buktinya saja Bibi Lusi, ia seramah dan sebaik itu. Aduh, aku jadi merasa bersalah selama ini selalu cepat percaya," celetuk Fila tiba-tiba ditengah gowesan mereka.

Kania mengangguk, sedangkan Gio membalas dengan nada menyebalkannya, "Ah, kamu mah, emang cuman sukanya gosip! Gampang dikibulin lagi, hahaha.. Ohya, bisa bijak juga kamu Fil? Fila Teguh!"

Fila merengut marah, sambil berusaha untuk memukul Gio.

"GIO! BIKIN KESEL MULU, SINI GAK?!" teriak Fila sambil sedikit membelokkan sepedanya mendekati Gio yang cepat menghindar dan menahan tawanya. Kania sudah tertawa kencang sambil geleng-geleng kepala melihat kedua sahabatnya.

Matahari perlahan menuruni langit, bersiap untuk bersembunyi dibalik selimut senja. Bergantian dengan bulan yang akan menggantungkan dirinya di angkasa dan menyinari malam hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun