Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pilih Parkir Resmi tapi Mahal dan Repot, Masih Mau?

11 September 2018   18:13 Diperbarui: 11 September 2018   18:44 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, tidak ada pilihan tempat berlibur bagi kami di Palembang, kecuali mall ke mall. Untuk wisata alam di daerah Palembang sulit dilakukan jika hanya libur 1 hari. Pilihan mall juga yang itu-itu juga dengan pilihan tempat makan dan arena bermain yang tidak terlalu berbeda.

Pilihan kami hari ini ke Palembang Square, hanya agar Bunda bisa  duduk manis di foodcourt dan kakak dapat bermain puas di arena bermain di lantai paling atas. Untuk menonton, tidak ada pilihan film yang sesuai dengan selera kami bertiga secara kompak.

Jadilah seperti direncanakan, Bunda duduk manis di Foodcourt dimana tenantnya banyak yang sudah tutup. Ayah dan Kakak di arena game.

Kebetulan ada beberapa lembar report yang harus dibuat, maklumlah sebagai pekerja serabutan, kesempatan sedikit pun dimanfaatkan untuk memastikan bahwa tidak melanggar batas waktu yang telah ditentukan.

Setiap keluar rumah, meski sekedar jalan-jalan berusaha menjadikannya quality time buat keluarga sederhana seperti kami. Termasuk pilihan tempat parkir. Sedari dulu, terutama suami parkir selalu di tempat resmi.

Karena sebagai pengendara roda 2 ke mall ini kami akan diberi 3 pilha tempat parkir, di area dalam komplek mall, di tempat parkir berbayar karcis di luar komplek mall, meski tidak terlalu jauh dari mall dan sepanjang pinggir jalan komplek mall tanpa karcis parkir.

Tarif parkir jelas jauh berbeda, di dalam kompleks mall, tarifnya adalah Rp 2.000 perjam, saya tidak bercanda, warga se Palembang Raya telah memaklumi sistem tarif perjam ini, meski tarif resmi parkir motor yang ditetapkan pemkot adalah Rp.1.000 per satu kali parkir  untuk kendaraan bermotor roda dua.

Di tempat parkir berbayar dengan karcis di luar komplek tarifnya 3.500 per 5 jam. Tarif parkir sepanjang jalan tanpa karcis Rp.2.000 per satu kali parkir. Soal service? Hukum pasar ada harga ada kualitas tidak berlaku di sini. Sama berantakannya sama dicuekinnya, berijolah dewek kami cuma ambek duitnyo.

Tempat yang disediakan dengan tarif lux untuk motor butut saya itu, sama berantakannya, tidak ada petugas yang membantu mengatur tempat parkir agar rapi dan mempermudah pengendara yang memarkirkan motor untuk keluar dan masuk area parkir.

Untuk keluar butuh perjuangan tersendiri, karena parkir yang bertumpuk dan tidak tersusun rapi, maka harus jago menggeser kendaraan lain yang terkunci agar bisa keluar. Sama sekali tidak ada petugas parkir yang akan membantu, penderitaan berakhir? Belum, saudara-saudari setanah air.

Membayar parkir pun di tempat tertentu dengan crowded luar biasa, hanya untuk membayar parkir lalu keluar pun demikian, crowded dan berantakan. Sedangkan yang parkir di luar lebih manusiawi, ada tukang parkir yang membantu mengeluarkan motor dari tempat parkir yang bertumpuk. Lalu keluar dengan lancar setelah memberikan uang 2 ribu kepada tukang parkir.

"Itu parkir liar, tidak ada yang bertanggungjawab, sama saja ngasih preman"gitu deh komen orang-orang.

Lalu dengan kondisi susah payah rela bayar 10 ribu buat parkir 4 jam lebih berapa menit (dihitung 5 jam), gak boleh merasa dipalakin gitu. Saya hanya bingung buat menjelaskan kepada putra saya, mengapa pilihan kami jatuh ke tempat parkir resmi dalam kompleks. Kok jadinya seolah  memberitahu dia bahwa menjadi patuh aturan itu lebih repot dan lebih mahal, ya ditambah sedikit dungu.

Saya tidak protes, toh soal ini sempat heboh kan dimana-mana toh?. Tidak selesai juga. Jangan kayak orang susah lah bayar parkir 10 ribu aja rempong, makan ratusan ribu diem aja. Gak kuat expense ke mall ya ja gan ke mall lah, meski menghibur diri ke mall adalah hak segala bangsa.

Saya hanya berceloteh soal dungunya saya menerima kondisi sistem parkir ini, sudah ada jalan praktis, milih yang rempong dan mahal salah siapa coba?.

Terlanjur kaya nih (dok. pribadi)
Terlanjur kaya nih (dok. pribadi)
Kompal Kompak
Kompal Kompak

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun