Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

BPMU Diganti Beasiswa: Efisiensi yang Menggerus Nurani Pendidikan

11 Oktober 2025   05:17 Diperbarui: 11 Oktober 2025   05:17 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BPMU Diganti Beasiswa: Efisiensi yang Menggerus Nurani Pendidikan

“Efisiensi yang meniadakan keadilan, pada akhirnya bukanlah kebijakan, melainkan penghematan atas harapan.”

Oleh Karnita

Antara Janji Efisiensi dan Kenyataan Lapangan

Apakah setiap kebijakan efisiensi selalu bermuara pada keadilan? Pertanyaan ini mengemuka usai pemberitaan Pikiran Rakyat (7 Oktober 2025) bertajuk “Rencana Gubernur Jawa Barat Mengganti BPMU Menjadi Beasiswa Makin Dapat Penolakan Sekolah Swasta di KBB.” Isu tersebut menyeruak dari keresahan sekolah swasta di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang menilai kebijakan itu berpotensi meruntuhkan fondasi kesejahteraan guru honorer dan kualitas pendidikan.

Konteks ini menarik perhatian publik karena menyentuh akar persoalan pendidikan kita: siapa yang sesungguhnya menopang keberlangsungan sekolah di lapisan menengah ke bawah? Kebijakan mengganti Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) dengan beasiswa, di atas kertas tampak ideal dan efisien, tetapi di lapangan ia menimbulkan ketimpangan baru—terutama bagi sekolah swasta kecil yang menjadi sandaran ribuan keluarga pekerja.

Penulis menaruh perhatian pada isu ini bukan semata karena dinamika politik anggaran, tetapi karena di dalamnya tersimpan potret nyata tentang bagaimana guru honorer menjadi korban dari tafsir efisiensi fiskal. Ketika beasiswa diarahkan hanya kepada siswa, siapa yang akan menanggung nasib guru yang selama ini menghidupi sistem pendidikan dari pinggiran? Di sinilah urgensi pembahasan ini: efisiensi harus tetap berpihak kepada kemanusiaan.

Ketika Beasiswa Menggeser Peran Bantuan Struktural

Program BPMU sejatinya lahir sebagai bentuk keberpihakan negara kepada sekolah-sekolah swasta yang selama ini menanggung beban operasional tanpa sokongan cukup. Dengan dihapusnya BPMU dan diganti beasiswa, tumpuan bantuan dialihkan dari lembaga ke individu siswa. Dalam konsep manajemen pendidikan, pergeseran ini berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan antara bantuan personal dan kebutuhan sistemik.

Beasiswa memang membantu biaya belajar siswa, namun tidak menjamin keberlangsungan layanan pendidikan di sekolah swasta. Tanpa dukungan bagi guru dan lembaga, sekolah akan menghadapi kesulitan membayar honor dan menjalankan kegiatan belajar-mengajar. Efisiensi anggaran yang dimaksud justru berpotensi menjadi bentuk “pemusatan beban” pada lembaga yang rentan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun