Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lima Kucing Uya Kuya dan Pesan Damai

14 September 2025   20:54 Diperbarui: 14 September 2025   20:54 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uya Kuya saat ditemui di Polres Metro Jakarta Timur, Jumat (12/9/2025). (KOMPAS.com/Revi C Rantung)

Pelajaran Sosial dari Kisah Kecil

Polemik penjarahan rumah dan kucing yang terbawa seakan memberi jeda dari isu-isu besar yang kerap membuat publik lelah. Justru dari kisah kecil, muncul pesan sosial yang relevan. Bahwa perdamaian bisa tumbuh tanpa harus melalui konflik panjang.

Kedua tokoh publik ini tidak memperbesar persoalan, melainkan menempuh jalan kesepahaman. Pilihan itu memberi inspirasi bahwa penyelesaian masalah tidak selalu membutuhkan drama. Kadang, empati cukup untuk meredakan segala ketegangan.

Bagi masyarakat, pelajaran yang bisa diambil adalah pentingnya menjadikan kepedulian sebagai kebiasaan. Tidak perlu menunggu momen besar, karena bahkan dari kucing, kita bisa belajar tentang arti harmoni.

Kedamaian sebagai Pilihan

Kesepakatan damai antara Sherina dan Uya bukan sekadar formalitas hukum. Ia adalah cermin bahwa kedamaian selalu menjadi pilihan yang lebih baik. Tidak ada yang dirugikan, dan yang paling penting, hewan-hewan yang sempat terabaikan kembali mendapatkan perhatian.

Dalam banyak kasus, konflik sering kali berlarut karena egosentrisme manusia. Namun, dalam kasus ini, keduanya memilih merawat persaudaraan kemanusiaan. Sikap itu patut diapresiasi dan dijadikan teladan publik.

Dengan demikian, lima kucing Uya Kuya bukan lagi sekadar hewan peliharaan. Mereka menjelma simbol sederhana, namun sarat makna, bahwa empati dapat menghadirkan kedamaian bahkan di tengah riuhnya sorotan publik.

Penutup

Pada akhirnya, kisah lima kucing ini mengajarkan bahwa perdamaian tidak selalu hadir melalui hal besar. Kadang, ia datang dari kepedulian sederhana yang tulus. Seperti kata pepatah, “Kebaikan kecil jauh lebih baik daripada niat besar yang tidak terwujud.”

Sherina dan Uya telah menunjukkan sisi lain dari kemanusiaan: bahwa kasih sayang pada hewan dapat menyatukan kepedulian manusia. Dari sinilah publik diajak belajar, bahwa empati adalah bahasa universal. “Seekor kucing yang dirawat dengan kasih bisa membuat manusia lebih manusiawi.” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun