Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pacu Jalur dan Aura Farming di Istana

17 Agustus 2025   14:33 Diperbarui: 17 Agustus 2025   14:33 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo berjoget iringan lagu Tabola Bale usai upacara HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, (17/8/2025).(Tangkapan layar Youtube Biro Pers S

Biasanya, upacara kenegaraan dipenuhi dengan protokol yang kaku. Namun, tarian pacu jalur menembus sekat formalitas itu. Semua pihak larut dalam tawa dan gerakan, menciptakan suasana egaliter.

Pesan yang tercermin ialah pentingnya menghadirkan sisi manusiawi dalam politik dan pemerintahan. Kepemimpinan tak hanya soal aturan, melainkan juga tentang kemampuan membangun kedekatan emosional dengan rakyat.

Perayaan Kemerdekaan sebagai Ruang Budaya

Presiden Prabowo berjoget iringan lagu Tabola Bale usai upacara HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, (17/8/2025).(Tangkapan layar Youtube Biro Pers S
Presiden Prabowo berjoget iringan lagu Tabola Bale usai upacara HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, (17/8/2025).(Tangkapan layar Youtube Biro Pers S

HUT RI ke-80 bukan sekadar peringatan formal. Ia adalah pesta rakyat yang menggabungkan upacara, hiburan, hingga karnaval. Pacu jalur yang tampil di Istana adalah bagian dari narasi besar bahwa kemerdekaan dirayakan dengan kebudayaan.

Perayaan seperti ini memberi ruang bagi tradisi lokal tampil di pusat negara. Selain itu, kehadiran pesta rakyat di Monas hingga karnaval di Sudirman-Thamrin mempertegas bahwa kemerdekaan adalah milik bersama. Tradisi, musik, seni, hingga teknologi drone berbaur menjadi satu kesatuan perayaan.

Refleksinya, merawat kemerdekaan tidak hanya dengan mengenang perjuangan masa lalu. Ia juga dirayakan dengan kreativitas, solidaritas, dan apresiasi terhadap kekayaan budaya bangsa. Wallahu a'lam. 

Penutup

Fenomena pacu jalur di Istana menunjukkan bahwa tradisi dapat hidup berdampingan dengan modernitas. Ia membuktikan bahwa warisan budaya bisa tampil segar tanpa kehilangan jati dirinya. Bahkan, tarian sederhana bisa menyatukan presiden, pejabat, dan rakyat dalam kegembiraan yang sama.

Momentum ini adalah pelajaran penting bagi generasi muda. Bahwa kemerdekaan bukan hanya tentang politik, melainkan juga tentang ruang bagi ekspresi budaya. Tanpa kebudayaan, kemerdekaan akan terasa hampa.

"Budaya adalah cara bangsa merayakan kemerdekaannya, dan tradisi adalah denyut nadi yang membuatnya tetap hidup."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun