Kwarnas juga menggandeng HKTI dan FAO dalam pelatihan ketahanan pangan. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa Pramuka tidak alergi terhadap pembaruan, justru aktif merangkul sektor lain demi memperluas dampak.
4. Makna Logo dan Pesan Tema 2025
Logo Hari Pramuka ke-64 memadukan angka “64” berbentuk pita melambai, menandakan kesinambungan pembinaan generasi muda. Gerak dinamis ini mengisyaratkan semangat untuk terus bergerak maju tanpa kehilangan arah.
Simbol cikal atau tunas kelapa merepresentasikan identitas nasional, sementara Fleur de Lys melambangkan keterhubungan dengan semangat global kepanduan. Kombinasi ini menegaskan keseimbangan antara akar budaya dan keterbukaan internasional.
Pemilihan warna merah, putih, dan hitam juga sarat makna: keberanian, ketulusan, dan ketegasan. Warna ini bukan sekadar estetika, melainkan pesan karakter yang ingin ditanamkan.
Tema “Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa” mengajak seluruh pihak untuk bersinergi, karena ketahanan bangsa adalah tugas kolektif, bukan monopoli satu lembaga.
5. Refleksi dan Ajakan Bersama
Peringatan Hari Pramuka ke-64 seharusnya dilihat sebagai panggilan, bukan rutinitas tahunan. Momentum ini menyatukan anggota Pramuka, orang tua, dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat dalam satu tujuan: membentuk SDM unggul.
Pramuka mengajarkan bahwa kolaborasi bukan pilihan tambahan, melainkan syarat utama untuk bertahan dalam kompetisi global. Ketahanan bangsa lahir dari jaringan yang saling menguatkan.
Dalam kehidupan pribadi, nilai-nilai Pramuka bisa diterapkan untuk menghadapi tantangan sehari-hari—dari dunia kerja, pendidikan, hingga lingkungan sosial. Tri Satya dan Dasa Darma bisa menjadi kompas etika.
Jika generasi muda mampu memadukan keterampilan modern dengan nilai luhur yang telah diuji waktu, maka cita-cita Indonesia Emas 2045 akan lebih dekat. Pramuka bisa menjadi salah satu jalannya.