Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pramuka 64 Tahun: "Kolaborasi Menguatkan Akar Bangsa"

14 Agustus 2025   16:15 Diperbarui: 14 Agustus 2025   16:15 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
“Kebersamaan adalah kompas yang menuntun generasi menembus tantangan zaman.” (Sumber: Freepik)

Tahun 1961 menjadi tonggak penting, saat Presiden Soekarno melalui Keppres Nomor 238 menetapkan Gerakan Pramuka sebagai organisasi resmi. Langkah ini menyatukan berbagai organisasi kepanduan yang semula berjalan sendiri-sendiri, mengokohkan satu visi pendidikan kepemimpinan nasional.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 kemudian mempertegas dasar Pancasila, sifat sukarela, mandiri, dan nonpolitis Gerakan Pramuka. Inilah fondasi hukum yang memungkinkan gerakan ini terus relevan di tengah zaman yang berganti cepat.

2. Tri Satya, Dasa Darma, dan Sistem Among

Kode Kehormatan Pramuka, Tri Satya, dan Dasa Darma adalah pedoman moral yang meresap hingga ke perilaku anggota. Setiap kalimat di dalamnya menjadi komitmen pribadi yang membentuk ketangguhan dan kejujuran. Nilai-nilai ini bukan sekadar hafalan, melainkan arah hidup.

Sistem Among ala Ki Hadjar Dewantara—ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani—menjadi roh pembinaan. Filosofi ini menempatkan pendidik atau pembina sebagai teladan, penggerak, dan pendukung di saat yang tepat.

Gerakan Pramuka mengajarkan kepemimpinan melalui pengalaman, bukan semata teori. Kegiatan seperti perkemahan, bakti sosial, dan latihan lapangan menjadi laboratorium hidup untuk mengasah kemampuan beradaptasi.

Dalam konteks kekinian, prinsip ini menjadi antitesis dari pola asuh instan. Pramuka mengajarkan proses, kesabaran, dan tanggung jawab, yang justru kian langka di tengah budaya serba cepat.

3. Tantangan Digital dan Peran Strategis Pramuka

Era digital membawa peluang sekaligus ancaman. Penyalahgunaan narkoba, judi online, hoaks, dan degradasi nilai kebangsaan menjadi tantangan nyata yang mengintai generasi muda. Pramuka merespons dengan menambahkan literasi digital dan pelatihan teknologi informasi ke dalam kurikulumnya.

Kegiatan edukasi ini tidak sekadar mengajarkan cara menggunakan teknologi, tetapi juga membangun etika bermedia. Anggota dibekali kemampuan memilah informasi, melawan disinformasi, dan menggunakan teknologi untuk kepentingan positif.

Selain itu, aksi sosial seperti penanaman pohon, pelestarian lingkungan, dan penanganan bencana memperkuat dimensi kemanusiaan dalam jiwa anggota. Ini menjadikan Pramuka bukan hanya simbol, tetapi agen perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun