Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Keadilan Prada Lucky Menguji Integritas TNI AD

12 Agustus 2025   05:25 Diperbarui: 12 Agustus 2025   05:25 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keadilan Prada Lucky Menguji Integritas TNI AD (Dok. detikcom)

Keadilan Prada Lucky Menguji Integritas TNI AD

"Keadilan mungkin tertunda, tapi tak pernah padam."

Oleh Karnita

Pendahuluan

Di tengah suasana duka di Rumah Dinas TNI AD Kodim 1617 Rote Ndao, Kuanino, Kupang, ribuan warga mengiringi pemakaman Prada Lucky Chepril Saputra Namo pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Kompas.com (11/8/2025) melaporkan 20 anggota TNI AD, termasuk satu perwira, telah ditetapkan sebagai tersangka, dengan rencana rekonstruksi kasus segera digelar. Peristiwa ini menjadi tragedi personal sekaligus guncangan moral bagi institusi pertahanan negara.

Kasus ini penting dibahas karena menyentuh isu integritas, pembinaan prajurit, dan penerapan hukum di lingkungan militer. Di tengah upaya membangun citra profesional dan humanis, kekerasan internal yang berujung kematian memunculkan pertanyaan serius tentang efektivitas pengawasan. Nilai kemanusiaan harus tetap terjaga, bahkan di institusi yang disiplin dan hierarkis.

Menjaga kredibilitas TNI sebagai penjaga kedaulatan negara menuntut proses hukum yang terbuka dan adil. Kasus ini seharusnya menjadi momentum perbaikan sistem rekrutmen, pembinaan, dan pengawasan, agar tragedi serupa tidak terulang.

1. Tragedi Prada Lucky: Kronologi Singkat dan Dampak Awal

atalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT. Hasil penyidikan menetapkan 20 anggota TNI AD sebagai tersangka dengan peran dan pasal yang berbeda sesuai temuan penyidik. Peristiwa ini sontak menyita perhatian publik karena terjadi di institusi yang diharapkan menjunjung kehormatan dan disiplin tinggi.

Dampak awalnya adalah tekanan publik agar TNI AD bertindak transparan dan tegas. Respon cepat Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, yang memerintahkan penahanan serta pemeriksaan intensif menjadi langkah awal pemulihan kepercayaan. Meski begitu, publik menunggu bukti bahwa proses hukum tak berhenti pada simbolik semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun