Namun, tantangan di lapangan masih besar, mulai dari geografis yang sulit, keterbatasan sarana, hingga resistensi budaya lokal. Oleh karena itu, penguatan kapasitas dai melalui pelatihan intensif sangat penting agar mereka mampu menjalankan peran multiperan sebagai pendidik, motivator, dan fasilitator perubahan.
2. Sinergi Lembaga Dakwah dan Pemerintah dalam Membangun Karakter Bangsa
Momentum pelepasan dai muda ini tidak lepas dari kolaborasi antara DDII dengan berbagai instansi pemerintah seperti Baznas RI, kementerian terkait, dan pemerintah daerah. Sinergi ini menjadi model terbaik dalam membangun bangsa secara inklusif dan berkelanjutan.
Pemerintah daerah seperti Tabalong memberikan dukungan penuh dengan program Tabalong SMART yang menempatkan kehadiran dai di setiap desa sebagai salah satu pilar pembangunan religius dan sosial. Kerjasama ini memperkuat legitimasi dakwah sebagai instrumen negara dalam membangun masyarakat yang mandiri dan religius.
Kritiknya, sinergi ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan agar tidak hanya menjadi formalitas, tetapi benar-benar menghasilkan dampak nyata yang terukur dalam jangka panjang. Evaluasi berkala perlu dilakukan untuk mengantisipasi kendala dan memastikan para dai mendapatkan dukungan maksimal.
3. Misi Dai Muda: Agen Perubahan dan Penebar Harapan
Ketua Umum DDII, Dr KH Adian Husaini, menegaskan bahwa pengiriman dai merupakan misi strategis bukan sekadar aktivitas keagamaan, tetapi sebagai agen perubahan yang mengokohkan persatuan umat dan memajukan bangsa. Ini menempatkan para dai sebagai tulang punggung penguatan sosial-politik di tingkat akar rumput.
Dalam konteks Indonesia yang majemuk, dakwah yang mengedepankan persatuan dan nilai rahmatan lil ‘alamin sangat relevan untuk menekan potensi konflik dan meningkatkan kohesi sosial. Para dai bertugas sebagai pelita yang menerangi sekaligus menghangatkan masyarakat pedalaman yang sering terabaikan.
Pesan ini harus terus digelorakan agar dakwah tidak menjadi eksklusif dan sektarian, melainkan inklusif dan membangun kebersamaan. Tantangan terberat adalah memastikan dakwah mampu menyesuaikan diri dengan dinamika sosial tanpa mengorbankan nilai-nilai dasar Islam.
4. Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi sebagai Kunci Dakwah Berkelanjutan
Para dai muda DDII membawa misi pendidikan dan pemberdayaan ekonomi sebagai upaya menyentuh aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Dakwah yang hanya fokus pada aspek spiritual dianggap belum cukup untuk memajukan bangsa.