Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Kandang yang Lengah, Nyawa yang Melayang: Kematian Indukan Sapi dan Krisis Manajemen Peternakan

2 Agustus 2025   16:49 Diperbarui: 2 Agustus 2025   17:25 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran pemerintah daerah dalam merespons krisis peternakan seperti ini sangatlah vital. Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat memang sudah bergerak cepat dengan melakukan uji laboratorium dan kunjungan lapangan. Namun, langkah ini belum cukup jika tidak diikuti dengan strategi jangka menengah dan panjang yang sistematis.

Koordinasi lintas instansi harus segera diperkuat. Dinas Ketahanan Pangan, koperasi peternak, serta perguruan tinggi vokasi bidang peternakan perlu dilibatkan untuk membangun sistem deteksi dini terhadap kematian hewan yang tidak wajar. Sistem pelaporan dan edukasi berbasis digital juga bisa diterapkan untuk menjangkau peternak yang selama ini tidak tersentuh program penyuluhan.

Selain itu, inspektorat daerah dan aparat desa dapat berperan sebagai pengawas awal dalam memastikan standar kandang, kualitas pakan, serta perlakuan pasca-melahirkan sesuai SOP. Intervensi tak bisa hanya datang saat ada kematian masal—melainkan harus berlangsung secara periodik dan terprogram.

Tanpa respons cepat dan menyeluruh dari instansi terkait, kasus seperti di Lembang bisa terulang di wilayah lain. Jika kematian ternak dianggap biasa, maka pembiaran sistemik sedang dibiarkan berjalan. Kini saatnya pemerintah menunjukkan keberpihakan nyata terhadap peternakan rakyat.

Penutup

Ketika nyawa hewan ternak menjadi korban sistem yang lalai, kita tidak sedang bicara soal sapi semata. Kita sedang membicarakan arah kebijakan pangan, kesejahteraan peternak, dan ketahanan ekonomi daerah.

"Ternak yang sehat tak hanya hidup lebih lama, tetapi juga menyehatkan cara kita berpikir tentang tanggung jawab bersama." Refleksi ini menjadi alarm bagi semua pihak agar tak menunda lagi perbaikan sistemik yang dibutuhkan. Wallahu a'lam. 

Disclaimer:
Artikel ini adalah tanggapan analitis terhadap pemberitaan media dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan laporan investigatif atau temuan ilmiah dari pihak berwenang.

Daftar Pustaka:

  1. Dewiyatini. (2025). Kematian Mendadak Belasan Indukan Sapi di Lembang Bukan Karena Virus. Pikiran Rakyat. https://www.pikiran-rakyat.com/news/pr-019541175/
  2. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. (2022). Pedoman Manajemen Nutrisi Sapi Perah. http://ditjennak.pertanian.go.id
  3. FAO. (2020). Animal Health and Biosecurity Guidelines. http://www.fao.org/3/i9326en/I9326EN.pdf
  4. Badan Ketahanan Pangan. (2023). Laporan Ketahanan Pangan Nasional. http://bkp.pertanian.go.id
  5. KPSBU Lembang. (2024). Buku Panduan Peternak Sapi Perah Mandiri. http://www.kpsbulembang.co.id
  6. Tim Dosen Fakultas Peternakan IPB. (2021). Kesehatan Reproduksi dan Laktasi pada Sapi Perah. http://fapet.ipb.ac.id

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun