Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Bukan Sekadar Tampil: Membangun Personal Branding dari Nol dengan Nilai dan Integritas

19 Juni 2025   10:18 Diperbarui: 19 Juni 2025   10:18 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Personal branding bukan tentang viralitas, tapi tentang konsistensi dan nilai yang berdampak." — Theo Derick (Elek Media Komputindo)

Salah satu kekuatan naratif Derick adalah penggunaan kisah nyata, termasuk perjuangannya dalam membangun usaha penyewaan ruang pameran. Dari semula ditolak mal-mal besar, kini justru ia diundang secara langsung karena personal branding-nya kuat. Ini menunjukkan bahwa reputasi bisa lebih kuat dari proposal.

Cerita ini memberi inspirasi konkret bahwa branding yang baik bisa menciptakan dampak nyata dan membuka pintu yang sebelumnya tertutup. Personal branding menjadi bukan hanya alat, tetapi jejak hidup yang membangun kepercayaan sosial dan profesional.

Namun, buku ini belum menggali cukup jauh dampak sosial lebih luas: bagaimana personal branding bisa menjadi alat pemberdayaan komunitas, bukan hanya individu. Ini celah yang patut diangkat lebih dalam dalam narasi ke depan.

Keunggulan dan Kelemahan Buku From Zero to Survive: Seni Menang dalam Hidup dengan Realistis karya Theo Derick

Buku From Zero to Survive: Seni Menang dalam Hidup dengan Realistis karya Theo Derick menonjol lewat relevansinya dengan era digital serta gaya naratif yang membumi. Derick mampu menjangkau pembaca luas—dari pelajar hingga pelaku usaha—dengan bahasa ringan, tidak menggurui, dan sarat contoh nyata. Ia berhasil menggeser pandangan bahwa personal branding hanya milik kalangan populer, menjadi strategi yang inklusif dan aplikatif.

Fokus pada nilai, kebermanfaatan, dan keaslian membuat buku ini unggul dibandingkan banyak buku sejenis yang terjebak pada pencitraan instan. Konsep “persona” sebagai jembatan antara karakter dan citra digital memperkaya wacana branding sebagai investasi sosial dan moral. Derick menegaskan bahwa trust lebih penting daripada impresi semata.

Namun, beberapa kelemahan tetap mencolok. Minimnya pendekatan teoretis dan dominasi pengalaman pribadi membuat buku ini kurang kuat dari sisi akademik dan universalitas. Risiko manipulasi citra, etika digital, hingga burnout nyaris tak dibahas. Gagasan tentang value dan authenticity pun terasa repetitif dan bisa diperkaya dengan perspektif baru atau studi kasus tambahan.

Penutup

"Bertahan adalah keberanian. Tumbuh adalah pilihan. Menjadi berarti adalah tujuan." — Kutipan orisinal, bergaya narasi Derick

Dalam era digital yang serba cepat dan penuh impresi, From Zero to Survive hadir sebagai penawar. Ia menawarkan pendekatan realistis, reflektif, dan berakar pada pengalaman hidup nyata. Derick tidak menjanjikan jalan mudah, tetapi membuka ruang bagi siapa pun untuk membangun eksistensinya dengan nilai dan konsistensi.

Sebagaimana disampaikan Derick, "Personal branding bukan tentang viralitas, tapi tentang konsistensi dan nilai yang berdampak." Buku ini bukan sekadar tentang bagaimana tampil, tapi tentang bagaimana hadir dan memberi makna. Sebuah panduan hidup yang jujur, hangat, dan relevan. Wallahu a'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun