Seiring perkembangan zaman, modernisasi pasar menjadi tuntutan. Namun, bagaimana agar pasar tetap mempertahankan ciri khasnya? "Kalau bisa ada parkiran lebih luas, pasti lebih nyaman," harap Pak Didi, seorang pelanggan setia. Masalah lahan parkir memang sering dikeluhkan, terutama saat akhir pekan.
Di sisi lain, beberapa pedagang berharap adanya sistem pembayaran digital yang lebih merata. "Sekarang orang lebih suka bayar pakai QRIS, tapi belum semua pedagang bisa pakai," ujar Mbak Nia, penjual buah. Menurut data Bank Indonesia, transaksi digital di pasar tradisional meningkat 50% pada 2024, menunjukkan bahwa adaptasi digital sudah mulai dilakukan. Namun, banyak yang berharap agar modernisasi tidak menghilangkan interaksi khas pasar, di mana tawar-menawar dan canda tawa tetap menjadi bagian dari transaksi.
Paragraf Penutup
"Pasar tradisional bukan hanya tempat transaksi, tetapi juga pusat kehidupan dan budaya masyarakat." – Muhammad Yunus (Pemenang Nobel Perdamaian dan penggagas Grameen Bank)
Menjelang Idulfitri 2025, Pasar Batujajar kembali membuktikan dirinya sebagai pusat ekonomi yang tak tergantikan. Modernisasi telah membawa kenyamanan, tetapi semangat kebersamaan dan tradisi tetap hidup di setiap sudutnya. Dari pedagang kaki lima hingga toko emas yang ramai pembeli, semua berdenyut dalam ritme yang khas. Meski tantangan seperti kemacetan dan harga naik selalu ada, pasar ini tetap menjadi tempat di mana cerita, harapan, dan rezeki bertemu. Pasar Batujajar bukan sekadar tempat transaksi, melainkan bagian dari kehidupan masyarakat yang tak lekang oleh waktu. Wallahu a’lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI