Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pasar Batujajar Menjelang Indulfitri 2025: Tradisi, Dinamika, dan Denyut Ekonomi

27 Maret 2025   11:03 Diperbarui: 27 Maret 2025   11:03 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gmbar: Kepadatan parkir pengujung Pasar Batujajar (Sumber: Freepik)
Gmbar: Kepadatan parkir pengujung Pasar Batujajar (Sumber: Freepik)
Sejak subuh, pedagang membuka lapak, menyambut pelanggan yang mencari bahan segar. Harga lebih terjangkau dibanding supermarket, menjadikannya pilihan utama masyarakat. "Kalau belanja pagi-pagi, barangnya masih banyak dan murah," ujar seorang pelanggan. Suasana pagi di pasar selalu penuh semangat.

Gambar: Kios busana diserbu pembeli (Sumber: Freepik)
Gambar: Kios busana diserbu pembeli (Sumber: Freepik)

Persaingan dengan pasar modern semakin ketat, tetapi interaksi hangat antara pedagang dan pembeli tetap menjadi daya tarik tersendiri. Seni tawar-menawar dan kesempatan mendapat bonus membuat pasar ini tetap menjadi denyut ekonomi rakyat. Kesederhanaan inilah yang membuat pasar tradisional tetap bertahan.

Gambar: Kios pedagang daging (Sumber: Freepik)
Gambar: Kios pedagang daging (Sumber: Freepik)

Pasar Batujajar Sore-Malam Hari
Menjelang sore, kios mulai tutup, tetapi pedagang kaki lima mulai berdatangan. Aroma sate, martabak, dan roti bakar memenuhi udara. "Kalau sore begini, roti bakar saya pasti laris," ujar seorang pedagang. Pelanggan mulai berdatangan menikmati jajanan khas pasar.

Di bawah temaram lampu jalan, kuliner khas pasar semakin menggoda. Pembeli menikmati hidangan sebelum pulang, menjadikan pasar ini tak pernah benar-benar tidur. Kehangatan suasana terasa di setiap sudut pasar saat malam tiba.

Tradisi Menjelang Lebaran: Berbelanja sebagai Ritual

Gambar: Pedagang Pasar Batujajar sedang melayani konsumen (Sumber: Freepik)
Gambar: Pedagang Pasar Batujajar sedang melayani konsumen (Sumber: Freepik)

Menjelang Lebaran, pasar menjadi lautan manusia. "Dari kecil, saya selalu diajak ibu ke pasar sebelum Lebaran. Kalau nggak, rasanya ada yang kurang," ujar seorang pembeli. Keramaian menjadi bagian dari tradisi yang terus berulang.

Bagi pedagang, ini puncak rezeki tahunan. "Omzet bisa naik tiga kali lipat!" ujar penjual kue kering. Belanja bukan sekadar kebutuhan, tetapi ritual tahunan yang penuh nostalgia, menghubungkan generasi dengan tradisi. Pasar menjadi saksi perjalanan hidup banyak keluarga.

Harapan untuk Pasar Batujajar: Modernisasi Tanpa Kehilangan Identitas

"Pasar tradisional adalah nadi kehidupan masyarakat kecil. Jika pasar mati, maka banyak harapan pun ikut mati." – Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), budayawan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun