Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perbuatan Sederhana untuk Kesehatan Mental

11 Oktober 2019   16:23 Diperbarui: 11 Oktober 2019   17:27 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat sampai di ruang tunggu saya hanya tertegun karena saya memang tidak mempersiapkan apa-apa. Tidur bahkan hanya sekedar duduk di lantai tanpa alas dengan suhu di ruangan yang begitu rendah tidak akan bisa saya lakukan.

Saya berjalan mencari mushola anehnya kosong padahal keluarga pasien sangat, lalu saya masuk dan berniat istirahat pikir saya ada juga tempat dengan alas karpet tebal jadi saya bisa rebahan di sana.

Belum sampai saya rebahan saya melihat ada tulisan di dinding yang bertuliskan di larang tidur di mushola saya jadi tahu kenapa tidak ada yang istirahat di sana.

Tapi saya bingung mau istirahat dimana akhirnya saya memutuskan untuk duduk saja tidak rebahan di mushola mudah-mudahan diijinkan.

Lama-lama kondisi saya lelah juga akhirnya saya rebahan dengan siap segala resiko yang akan diterima kalau sampai ketahuan oleh pengurus atau satpam yang berjaga.

Saat rebahan itu saya sangat berharap ada orang yang menawarkan tempat untuk rebahan di alas tempat tidurnya agar saya tidak sampai diusir atau dimarahi karena tidur di mushola. Tapi karena tengah malah tidak ada orang yang terbangun dan alas tidur keluarga pasien dipakai semua.


Karena tidak enak hati akhirnya saya keluar dan berkeliling mencari tempat, sekali lagi saya berharap ada yang memanggil saya untuk ikut istirahat di alas tidurnya tetapi masih tetap tidak ada karena saat itu sekitar jam 02.00 dini hari dan semua tertidur pulas.

Ketika awal Oktober kemarin saya kembali ke rumah sakit karena suami harus dilakukan tindakan pada jantungnya saya sudah mempersiapkan diri termasuk peralatan untuk tidur di ruang tunggu jika suami masuk ruang intermediet lagi.

Ternyata betul suami dimasukkan bukan ke ruang perawatan setelah dilakukan operasi tetapi ke ruang intermediet, karena saya sudah mempersiapkan diri kali ini saya tidak akan bingung rebahan dimana karena saya sengaja membawa tikar yang besar.

Saat tikar digelar bisa digunakan untuk sekitar 6 orang. Jadi saat tidur saya bisa mengajak siapapun yang posisinya sama seperti saya waktu Agustus lalu.

Saya mencari-cari orang yang duduk tanpa alas, yang menyambut ajakan saya ada dua orang,  satu dari Bandung, yang satu dari Kalimantan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun