Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Joe Biden dan Tenda Besarnya: Pilihan Partai Demokrat yang Tidak Terelakkan

16 Oktober 2020   20:04 Diperbarui: 16 Oktober 2020   20:11 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori median voter yang dikemukakan oleh Anthony Downs (1957) menyatakan bahwa kandidat politik harus mendekati titik tengah filosofi politik dan memuaskan median voter untuk  memenangkan pemilihan. Median voter adalah pemilih biasa dengan pandangan politik yang moderat. Game theory ini menyatakan bahwa kandidat politik akan memilih untuk bertahan dengan ideologi moderat.

Pergerakan ke kiri atau ke kanan akan membuka celah bagi lawan untuk mengambil posisi tengah, merebut suara lebih banyak, dan memenangkan pemilihan. Teori ini mengasumsikan bahwa pandangan politik-ideologi masyarakat satu dimensional terdistribusi secara normal dengan mayoritas masyarakat memiliki pandangan yang bersifat "tengah".

Sumber: Papageorgiou, Achillefs. (2011). A Spatial Analysis of Party Policy Strategies. Insights of deterministic and Probabilistic voting with 'biased' voters: The case of Finland. 
Sumber: Papageorgiou, Achillefs. (2011). A Spatial Analysis of Party Policy Strategies. Insights of deterministic and Probabilistic voting with 'biased' voters: The case of Finland. 

Teori ini juga mengasumsikan bahwa kandidat politik termotivasi oleh self-interest dan mendasarkan aksinya pada tujuan memperoleh kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan ketika berhasil menduduki posisi di pemerintahan. Terlebih lagi, kandidat politik akan mengangkat kebijakan yang dapat memaksimalkan suara pemilih, sama seperti bagaimana konsumen bertujuan untuk memaksimalkan utilitas dan produsen bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Nyatanya, ada beberapa politikus yang menolak untuk bergerak ke titik median.

Kebijakan dari seorang politikus tidak hanya didasarkan pada keinginannya untuk memenangkan pemilihan semata, tetapi juga ideologi yang ia pegang. Terlepas dari ini semua, pada akhirnya politikus yang mampu menarik hati median voter akan memenangkan pemilihan---sama seperti Biden yang pada akhirnya berhasil menang menjadi perwakilan Partai Demokrat. 

Joe Biden memiliki tenda besar yang mampu menampung pemilih dengan cakupan yang luas. Sejalan dengan teori median voter, jurnalis The Economist Jon Fasman menyatakan bahwa Biden selalu berada di tengah-tengah partainya. Ketika Partai Demokrat semakin bergeser ke kiri, Biden pun demikian. Berdasarkan data dari proyek Voteview mengenai distribusi ideologi senator Partai Demokrat, rata-rata dems memperoleh skor -0.306. Biden memperoleh skor -0.314, menempatkan dirinya dengan sangat strategis di tengah-tengah partai. 

Sumber: Voteview.com; The Economist
Sumber: Voteview.com; The Economist
Posisi Biden yang moderat membuat dirinya mampu memikat banyak pemilih. Ia tidak nampak sangat progresif seperti Elizabeth Warren dan Bernie Sanders, tetapi masih sejalan dengan pandangan demokrat yang cenderung ke kiri. Ini memberi sinyal kepada masyarakat luas bahwa dirinya adalah kandidat yang modest dan tidak radikal. Dampaknya, median voter tidak takut untuk memilih beliau. 

"I'm gonna beat this man like a drum"

Beberapa tahun terakhir, tren negative partisanship dalam masyarakat AS semakin meningkat (Abramowitz & Webster, 2018). Orang-orang tidak lagi berfokus pada apa yang mereka sukai, tetapi apa yang tidak mereka sukai. Bagi Dems, jelas bahwa yang mereka tidak sukai adalah Trump sebagai "tokoh" Partai Republik dengan kebijakan-kebijakan yang banyak bertentangan dengan pandangan Demokrat. Oleh sebab itu, fokus utama Dems dalam pemilihan presiden saat ini ialah untuk menjatuhkan Trump. 

Lagi-lagi, Biden menjadi kandidat yang pas dalam kasus ini. Coba kita ingat-ingat ciri khas para kandidat presiden dari Partai Demokrat. Ada Andrew Yang dengan Freedom Dividend, ada pula Bernie Sanders dengan Green New Deal. Lalu, apa sebenarnya ciri khas dari Biden? Berbeda dengan banyak kandidat progresif dengan kebijakan-kebijakan yang transformatif, Biden memilih untuk mengusung satu agenda yang sangat penting bagi Dems---mengalahkan Trump. 

Dari masa-masa awal kampanyenya, Biden sering mengulang-ulang pernyataan, "I'm gonna beat this man like a drum," yang merujuk pada keinginan beliau untuk mengalahkan Trump. Bahkan sampai saat ini, hal pertama yang muncul ketika masyarakat membuka situs kampanye resmi Joe Biden-Kamala Harris adalah sebuah pop-up besar bertuliskan "Together, We Will Beat Donald Trump". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun