Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Polarisasi Politik, Si Pengendali Pikiran Rakyat

10 Juli 2020   18:34 Diperbarui: 12 Juli 2020   05:53 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: @Kanopi_FEBUI

Meskipun perbedaan pandangan yang didasarkan atas argumentasi logis sangatlah baik adanya, polarisasi yang ada sekarang justru didasarkan atas partisanship yang tak jarang bersifat irasional. Solusi dari segala hambatan yang ditimbulkan oleh fenomena ini adalah bagi masyarakat di dua kutub berbeda untuk membuka diri, berkumpul, dan bertukar pikiran. 

Dalam contact hypotheses, psikolog Gordon Allport menyatakan bahwa kontak antara kelompok mayoritas dan minoritas dalam suatu ingroup dapat mengurangi prejudice. Hipotesis ini layak diuji dengan negara sebagai ingroup dan kedua kutub politik sebagai kelompok-kelompok yang akan disatukan.

Irlandia telah menerapkan konsep serupa melalui Citizens' Assembles yang terbukti mampu menghasilkan solusi efektif bagi banyak isu penting. Tidak seperti Oireachtas (badan legislatif Irlandia) yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum dan pengangkatan oleh pemangku kekuasaan tertentu, Citizen's Assembles memilih 99 anggotanya secara acak sebagai representasi masyarakat Irlandia secara umum.  

Solusi seperti carbon tax dan pencabutan subsidi industri gambut untuk mengatasi perubahan iklim didorong oleh diskusi progresif masyarakat yang berasal dari aliran politik berbeda. Tidak menutup kemungkinan Indonesia dapat menerapkan hal serupa untuk mengatasi hambatan yang bersumber dari polarisasi politik.

Kesimpulan

Setelah mengulik sedikit, kita akhirnya menyadari bahwa polarisasi politik di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, telah lama ada dan nampaknya akan selalu ada. 

Secara keseluruhan, polarisasi politik membawa dampak negatif bagi perekonomian dengan menurunkan kinerja pemerintah dalam menyusun kebijakan ekonomi serta mengurangi kepercayaan rakyat terhadap institusi-institusi yang ada di negara. 

Tetapi bukanlah tidak mungkin bagi kita untuk mengubah sisi negatif polarisasi yang keras kepala ini dan mendorong diskursus substantif antara kutub politik yang berbeda. Jika perbedaan dapat membangun, mengapa kita biarkan perbedaan memecah?

Oleh: Tasya Salensia | Ilmu Ekonomi 2019 | Staff Kajian Kanopi FEB UI 2020

Referensi tanpa hyperlink:

Fossati, Diego. (April 15, 2019). Electoral reform and partisan dealignment in Indonesia. International Political Science Review, 41(3), 349---364. California: SAGE Publishing. DOI: 0.1177/0192512119826389

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun