Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Strategi Fiskal Indonesia Melawan Resesi 2020, Pedang Bermata Dua?

17 November 2019   19:14 Diperbarui: 18 November 2019   08:29 3366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siklus Krisis Moneter
Beberapa bulan silam, prediksi terjadinya krisis moneter di Q1 dan Q2 2020 menjadi suatu kabar yang menggemparkan dunia. Desas-desus ini semakin diperkuat ketika yield curve surat utang Amerika Serikat terbalik sejak Mei lalu, di mana imbal surat utang jangka pendek menjadi lebih tinggi dari imbal surat utang jangka panjang. 

Fenomena ini berpotensi menandakan resesi, sebab kesediaan pasar memegang lebih banyak surat utang jangka panjang (sehingga menekan imbal) menandakan ketidakyakinan mereka terkait kondisi perekonomian di jangka panjang.

Indonesia juga merupakan salah satu negara yang pasti akan terkena dampak resesi ini. Persentase dagang terhadap PDB cukup signifikan dengan adanya ketidakstabilan politik antara AS dan China dan banyak perlambatan ekonomi yang terjadi di seluruh dunia.

Pemerintah saat ini sedang mencari cara untuk menyelamatkan Indonesia dari resesi. Menurut status quo, Indonesia diperkirakan akan mengalami perlambatan ekonomi karena pertumbuhan PDB diperkirakan akan turun di bawah 5% menurut Bank Dunia.

Dengan adanya kemungkinan resesi, pemerintah Indonesia merancang rencana-rencana untuk menjaga pertumbuhan ekonominya. Pada bulan ini, Kementerian Keuangan telah mengeluarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 bersama dengan strategi mereka untuk mengatasi resesi.

Lantas, apa saja strategi yang mereka akan diimplementasikan di tahun depan?

Kurangi Perdagangan, Tingkatkan Konsumsi dan Investasi

Gambar 1: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global dan Volume Perdagangan Global Serta Risiko Global (dok. Kanopi FEB UI)
Gambar 1: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global dan Volume Perdagangan Global Serta Risiko Global (dok. Kanopi FEB UI)
Menurut pemaparan Kementerian Keuangan ke Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia pada tanggal 1 November 2019, berbagai risiko global seperti perang dagang, tensi geopolitik, dan penurunan investasi yang dijelaskan di gambar 1 telah meyakinkan mereka untuk mengubah strategi mereka dari ketergantungan perdagangan internasional ke pertumbuhan domestik. 

Relevansi dari strategi ini tampak jelas sebab menurut Bank Dunia, jika pertumbuhan Tiongkok melambat sebesar 1% pada tahun 2020, pertumbuhan Indonesia juga akan melambat sebesar 0,3%. Jumlah yang besar ini menunjukkan ketergantungan Indonesia terhadap kondisi ekonomi Tiongkok dari segi pertumbuhan PDB. 

Selain itu, proyeksi dari Kemenkeu menunjukkan bahwa volume perdagangan global diproyeksikan akan mengalami penurunan yang signifikan dari 3.6% ke 1.1%, seiring dengan pertumbuhan ekonomi global yang melambat.

Dengan kondisi ekonomi Tiongkok yang tidak stabil, pertumbuhan global yang lambat, dan berkurangnya volume perdagangan, mereka telah memutuskan bahwa yang terbaik adalah bergantung pada kekuatan domestik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun