Mohon tunggu...
Dika Hadi
Dika Hadi Mohon Tunggu... Buruh - peternak biasa

yah cuma peternak biasa itu saja

Selanjutnya

Tutup

Money

(Sebuah Kritik) Apakah Manusia Bisa Makan Beton?

5 Juli 2019   16:53 Diperbarui: 5 Juli 2019   17:01 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tidak seperti judul di atas sebenarnya tulisan saya ini hanya sebuah kritik untuk pemerintah daerah wilayah yogyakarta. Walaupun judulnya terlihat ngawur tapi sebenarnya masih sangat erat kaitannya dengan tulisan yang lebih mirip esai ini.

Sebelumnya saya akan memperkenalkam diri sebagai seorang pengusaha super mini yah intinya sih saya peternak dengan modal seadanya yang mengandalkan luasnya lahan pertanian di yogyakarta untuk tempat merumput para anak buah saya alias kambing gembel dan sejenisnya. 

Kemarin saya menemukan patok-patok aneh di tempat baisa saya mencari rumput dan setelah crosscheck ke sana kemari akhirnya saya mendapatlan informasi yang menarik. Tempat yang dulunya lahan pertanian potensial di wilayah kecamatan ngemplak tersebut akan segera di sulap oleh kontraktor menjadi perumahan baru.

Lah kini timbul pertanyaan baru di benak saya apakah manusia bisa makan beton?

Loh kok pertanyaannya ngawur? Kok bisa saya tanya begitu?

Lha jelas bisa, kalau semua lahan pertanian diketok majik jadi perumahan dan bangunan beton lainnya lah bagaimana petani bekerja nanti? apakah mereka mau menanam padi di atas beton? kalau tidak bisa makan beras apakah kita bisa makan beton sebagai bahan makanan pokok baru? Memang ini cuma perumpamaan yang berlebihan tapi maksud saya di sini adalah apakah makanan pokok itu lebih rendah nilainya di banding pembangunan berlebih yang belum tentu bermanfaat bagi semua masyarakat?

Menilik kebijakan pemda setempat terkait desa wisata yang belum lama ini dicanangkan saya terima-terima saja tapi kalau kebijakan perubahan lahan pertanian potensial yang secara gamblang diizinkan untuk diubah menjadi bangunan beton bagaimana saya mengizinkan. Apakah pemerintah ingin membuat proyek pemindahan kota seperti yang mungkin saja akan terjadi pada ibukota negara kita yang tercinta ini. 

Saya memang orang desa yang tidak makan bangku sekolah tapi saya ini tidak bodoh. Memangnya bangunan tadi bisa direkonstruksi jadi sawah? tidak kan? kalaupun bisa produksinya pun mungkin kurang dari 40% persen lahan pertanian normal. Apakah pemerintah tega membiarkan anak cucu mereka di masa depan menderita karena kurangnya lahan pertanian ataupun punahnya peternak di negara ini?

Nah oleh karena itu saya mohon kepada pemerintah setempat mohon berhenti memberikan izin mengubah lahan petanian jadi tanaman beton. Pembangunan apartemen, pabrik, ataupun perumahan alangkah baiknya dihentikan saja. Yogyakarta sudah memiliki banyak perumahan tidak perlu ditambah lagi. Apakah anda ingin yogyakarta dipindah juga seperti ibu kota negara. 

Mohon lindungi mata pencaharian peternak dan petani di sleman. Walaupun kami kurang mengerti mohon diberikan penjelasan untuk dampak jangka panjang perubahan lahan pertanian menjadi bangunan beton. 

Kami tidak ingin kehilangan lahan untuk bertani ataupun tempat untuk ternak kami merumput. Kami tidak ingin anak cucu kami makan beton pak (hanya sebuah kiasan maksudnya adalah kekurangan pangan berlebihan karena lahan pertanian yanga dan semuanya telah di alih fungsikan menjadi bangunan gedung perumahan dan sejenisnya).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun