Mohon tunggu...
Kang Suhandi
Kang Suhandi Mohon Tunggu... Guru - Tinggal di Bogor

Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aturan Adzan, Mengatur yang (Sudah Lama) Teratur

18 Februari 2018   16:46 Diperbarui: 18 Februari 2018   17:21 1833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang, toleransi itu hubungan dua arah, baik mayoritas juga minoritas. Akan tetapi masyarakan yang sudah dewasa ini pasti akan mampu menempatkan posisinya masing-masing. Jangan sampai tujuan membangun toleransi dengan cara-cara yang intoleran.

Apakah suara adzan mengganggu? Pertanyaan ini memang sangat subyektif. Dengan kultur bangsa Indonesia yang agamis dan perjalanan hidup kami dari dulu merasakan tidak ada hal yang berarti dengan suara adzan sampai-sampai dikatakan mengusik ketenangan seseorang. Ketidaknyaman yang dirasakan hanya bersuber dari ketidakpahaman kultur dan budaya bangsa serta sentimen keberagamaan seseorang.

***

Saya berpendapat bukan tidak boleh ada aturan terkait kumandang adzan. Itu hal yang lumrah, karena sampai saat ini pun tetap kumandang adzan yang menggunakan pengeras suara memperhatikan aspek-aspek kelayakan, etika dan menghormati masyarakat lainnya.

Akan tetapi, tidak harus disikapi secara berlebihan sampai pengetatan aturan kumandang adzan yang justru akan membuat kehidupan keberagamaan semakin kaku dan tegang.

Mengapa? Karena kita negara yang luas dengan karakter wilayah yang khas. Bisa jadi cocok di satu wilayah dan tidak cocok di wilayah lain. Sehingga, serahkan sajalah kepada masyarakat, dalam hal ini pemuka agama Islam yang saya yakin akan mampu mengkondisikan.

Adzan adalah identitas umat dan juga identitas negara Indonesia yang agamis. Jangan sampai keberagamaan bangsa ini jadi tercabik-cabik dengan aturan yang bersifat emosional, reaktif dan mengganggu toleransi yang sudah dibangun sedemikian lama dan menjadi identitas bangsa dan negara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun