Mohon tunggu...
diajeng_google
diajeng_google Mohon Tunggu... kerja di Chatay Pasific aja...

------

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Debu dan bunga zaitun

5 September 2025   09:09 Diperbarui: 5 September 2025   09:09 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debu dan Bunga Zaitun


Bukan hanya peta, bukan hanya nama,
tapi denyut nadi, sebuah derita yang lama.
Di antara puing, di bawah langit yang muram,
tersimpan cerita, dari anak-anak yang terdiam.
Asap membumbung, menutupi mentari,
suara bom pecah, menembus sepi.
Di balik reruntuhan, tawa kini senyap,
tinggal ratapan, yang membekas dan menetap.
Namun, lihatlah, di celah dinding yang retak,
sebuah tunas zaitun, tak gentar ia tegak.
Ia tumbuh, dari tanah yang penuh duka,
sebagai saksi, akan janji dan juga doa.
Bunga-bunga kecil, mekar di sela batu,
mengajarkan arti sabar, dalam setiap waktu.
Gaza, bukan hanya tentang debu dan air mata,
tapi tentang sebuah harap, yang takkan pernah mati selamanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun