Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jumat Keramat Pak Surya Paloh

25 Oktober 2015   02:08 Diperbarui: 25 Oktober 2015   08:15 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jumat petang, 23 Oktober 2015, Pak Surya Paloh datang ke gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut inti berita yang ditayang berulang-ulang di Metro TV, Pak Paloh datang ke KPK, dengan keinginannya sendiri. Intinya, merujuk berita Metro TV, Pak Paloh yang meminta komisi pemberantasan korupsi memeriksanya secepat mungkin. Pendek kata, Pak Paloh dikesan sebagai orang yang kooperatif, plus berani mau datangi markas pemberantas korupsi. Setidaknya persepsi seperti itu yang saya baca dari komentar Mas Taufik Basari, Ketua DPP Partai NasDem, yang diwawancarai reporter Metro TV. Pernyataan Mas Taufik sendiri ditayangkan berulang-ulang.

Salah satu yang ditonjolkan dalam pernyataan Mas Taufik, adalah jika tak merasa bersalah untuk apa takut. Jadi, persepsi itulah yang menurut saya yang hendak dibangun dari kedatangan Pak Paloh ke KPK. Setidaknya itu tergambar dari siaran Breaking News Metro TV. Itu menurut saya. Entah menurut anda atau sampeyan.

Dan memang menurut saya, Pak Paloh harus datang Jumat petang itu. Bahkan Pak Paloh wajib datang ke Rasuna Said. Bila tak datang yang rugi adalah Pak Paloh, juga keluarga besar Partai NasDem. Hari Jumat, 23 Oktober 2015, bisa dikatakan hari Jumat keramat bagi Pak Paloh dan Partai NasDem. 

Maka, bila Pak Paloh baru bisa datang memenuhi panggilan KPK hari Senin, itu sebuah kerugian besar. Pak Paloh, dan NasDem pun akan gagal merebut momen di Jumat keramat itu. Sebab di hari yang sama, Mas Rio resmi ditahan KPK, beberapa jam sebelum Pak Paloh datang. Jadi benar-benar Jumat keramat. Tidak datang, maka lewat.

Di Jumat keramat itu, sungguh kasihan Mas Rio. Saat keluar mengenakan rompi oranye, rompi kebesaran para tahanan KPK, wajahnya kuyu dan kusut. Kamera televisi dan fotografer pun berebut mengabadikan Mas Rio pakai rompi oranye. Dan, setelah itu di media-media online, berita tentang penahanan Mas Rio bermunculan bak jamur di musim hujan.

Nah, menurut teman saya, dari sisi komunikasi politik, terutama dalam perang merebut persepsi serta opini publik, ditahannya Mas Rio, kabar tak baik untuk Pak Paloh dengan Partai NasDemnya. Wah, gayane teman saya ini bicara nglantur kayak pengamat. Tapi baiknya saya simak saja.

Kata teman saya lagi, dalam kondisi seperti itu, ya mesti ada langkah minimal meredam biar berita Mas Rio tak begitu gencar. Bila perlu 'ditutup' dengan berita baik dari NasDem atau tokoh NasDem. Dan, dalam kontek itulah, Pak Paloh mesti segera datang ke KPK. Padahal, hari Senin mestinya Pak Paloh diperiksa di Rasuna Said.

Namun dengan bergegas datang ke KPK, lebih cepat dari jadwal, apalagi kemudian yang ditegaskan adalah itu karena permintaan Pak Paloh, maka persepsi positif tentang Pak Paloh juga Partai NasDem bisa menggeliat. Pak Paloh pun dipersepsikan sebagai tokoh yang kooperatif. Tokoh yang sangat gentleman. Lebih penting lagi, berita Pak Paloh datangi KPK, akhirnya bisa mengalahkan berita Mas Rio. Bahkan 'menenggelamkannya' dalam sekejap. Hebat bukan.

Dan yang tak boleh diremehkan, kata teman saya, Pak Paloh punya 'kekuatan' membalikan persepsi atai opini. Dia, adalah pemilik Metro TV. Dia juga punya Media Indonesia. Ini menurut teman saya, modal yang kekuatannya sangat dahsyat. Karena via Metro TV, persepsi positif tentang Pak Paloh bisa ditelusupkan ke publik, bahkan sampai ke kamar tidur penonton. Apalagi bila itu gencar terus dilesakan. Maka, sosok Pak Paloh yang kooperatif, serta mau datang ke KPK dengan inisiatif sendiri, bisa menenggelamkan Mas Rio yang terpaksa mulai hari Jumat itu mesti menjalani hari-harinya di ruang tahanan.

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun