Silakan bicara tatkala syairku sedang bersuara
Karena syairku kan mengiringi langkah dunia
Mengaku bijak tapi masih saja jumawa
Seakan tak paham bahwa tak ada yang abadi di dunia ini
Kecuali Sang Pencipta ketidakabadian itu sendiri
Demikian juga ujian hidupku ini yang tak abadi
Belenggu hatiku pun tak abadi
Pagi menjemput malam
Siang meruntuhkan embun dedaunan
Malam pun menyembunyikan keperkasaan sang mentari
Semua berputar pada sumbu roda ketidakabadian
Dari masa ke masa
Sejak ratusan milenium
Semesta ini dirangkai oleh Sang Penguasa alam
Sebagai tanda dari belas kasihnya
Tetapi, kasihku pada alam ini kan abadi
Tak terbatas bahkan oleh penggalan nyawaku sendiri
Jika memang Ia kan mengizinkan
Akan kutebar kasih sayangku ini menyebar hingga ke seluruh semesta
Menutupi semua kebencian yang mengangkang di puncak dunia