Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mulai Belajar Pukul 5 Pagi? Itu Hal Biasa

3 Maret 2023   07:13 Diperbarui: 3 Maret 2023   07:28 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi para siswa berangkat kesekolah pada pukul 5 pagi/sumber: pixabay.com


Belajar mulai pukul lima pagi? itu hal biasa. Sungguh, itu bukan sesuatu yang baru apalagi luarbiasa. Dulu, ketika masih di pesantren, pelajaran di mulai bahkan ketika pukul 02.30 WIB pagi dini hari.


Kegiatan di mulai dengan bangun pagi pukul 02.30 WIB. Semua santri [terkecuali yang sakit, atau ada halangan tertentu boleh tidak mengikuti] harus bangun, pergi kepancuran dalam gelap gulita, bersuci kemudian segera ke masjid mengikuti sholat malam, di lanjutkan dengan dzikir bersama, baca alquran atau berdiskusi tentang pelajaran, sampai masuk waktu shalat shubuh, setelah sholat shubuh berjamaah, kegiatan pembelajaran di lanjutkan dengan murojaah bacaan alquran, menghapal kosa kata bahasa arab, mendengarkan cerama atau nasihat para ustazd.


Berat? Pada mulanya sangat berat. Namun seiring perjalanan waktu, ketika tubuh, jiwa, pikiran, hati, rasa, dan tekad mulai menyesuaikan dengan kebiasaan dan rutinitas model belajar seperti ini, semuanya berubah menjadi ringan. Bangun tidur pada saat orang lain sedang nikmat dalam kantuk, berangkat bersuci dalam gelap karena ketika itu belum ada listrik, sholat berjamaah di masjid, berdzikir, membaca alquran, dari yang mulanya merasa terpaksa karena di paksa oleh sistem pembelajaran pondok pesantren, berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan, menggembirakan, membahagiakan.


Manfaatnya? Hingga hari ini, saya tetap terbiasa bangun sekitar pukul dua dini hari, sebisa mungkin melakukan ibadah malam, membaca alquran, dzikir, merenung tentang diri dan kehidupan, bermuhasabah seberapa banyak dosa dan kesalahan yang telah di lakukan selama ini. Bahkan artikel ini di tulis sebagai rangkaian dari kebiasaan bangun pagi tersebut.


Ternyata model pembelajaran yang dulu di lakukan di pesantren tersebut punya hikmah yang luarbiasa bagi para santri, setidaknya bagi diri saya pribadi. Kita jadi merasa butuh untuk selalu dekat dengan Tuhan, belajar mengendalikan diri dari kerakusan nafsu akan kenikmatan dunia, belajar hidup sederhana dengan mengendalikan poal pikir dan pola tindakan sesuai dengan tuntunan agama, dan yang terpenting, sebuah sistem belajar yang di lakukan dengan niat baik dan cara yang baik, akan menimbulkan efek positif bagi peserta didik.

Apakah diantara para santri ada yang terganggu mentalnya karena mengikuti pembelajaran mulai pukul 02.30 dini hari? Sependek sepengetahuan saya, di antara teman yang dulu satu angkatan, dan juga adik kelas, bahkan para alumni lainya, tidak ada satupun yang mengalami gangguan mental atau kelainan mental. Bahkan banyak dari alumni yang telah berhasil menjadi pejabat yang jujur, polisi yang baik, petani yang tekun, pedagang yang ulet. Mampu berpikir jernih, bisa memilah dan memilih jalan hidup penuh berkah, salah satunya berkat terbiasa bangun dini hari untuk mengikuti pembelajaran.


Ingin Menerapkan Pendidikan Mulai pukul Lima Pagi?


Menilik dari ramainya perbincangan publik tentang model belajar sejak pukul lima pagi yang di terapkan di sebuah sekolah menengah di profinsi NTT, sesungguhnya itu bukan barang baru dalam dunia pendidikan kita, terutama untuk sekolah berasarama, seperti pondok pesantren yang telah menerapkanya sejak dulu.


Jikapuun ingin menerapkan model pembelajaran tersebut, setidaknya ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh pemerintah dan lembaga pendidikan, agar pembelajara bisa lancar tepat sasaran, tidak menimbulkan efek negatif bagi peserta didik dan dunia pendidikan.


Pertama, buat kesepahaman antara pendidik, siswa, dan orang tua peserta didik.

 Ini penting, karena segala model pendidikan sesungguhnya harus melibatkan segala komponen pendidikan agar menemukan keselarasan antara tujuan pendidikan, cara pembelajaran, dan efek apa sekiranya yang bisa di timbulkan bagi peserta didik dengan mengikuti model pendidikan tersebut.
Harus ada komunikasi yang bermuara kepada kesepakatan, kesatuan paham tentang manfaat dan keutamaan model pembelajaran tersebut. Pendidik harus melibatkan orangtua siswa dalam merancang, mengawasi, mendukung sesuai dengan kewajiban dan kewenangan masing masing. Tanpa kesepahaman yang utuh, rasanya mustahil akan tercipta suasana belajar efektif dan menyenangkan bagi peserta didik.


Kedua. Sebaiknya para peserta didik di tempatkan dalam asrama.

  Bukan perkara mudah memastikan setiap peserta didik untuk bisa mengikuti pembelajaran pada pukul lima pagi, bila para siswa terpencar keberadaanya. Jarak rumah siswa kesekolah, akses transfortasi, keamanan para siswa, waktu tempuh dan kendala lainya. Belum lagi siapa yang bisa memastikan bahwa siswa bisa tepat waktu hadir kesekolah pada jam yang telah di tentukan.


Pada pondok pesantren, model belajar pada pagi dini hari epektif di laksanakan karena para santri berada pada satu tempat dengan pengawasan tunggal dari pesantren. Sejak mereka tidur hngga bangun pada dini hari, ada pengawas yang memang bertugas untuk memastikan semuanya berjalan lancar tanpa kendala.


Ketiga. Butuh komitmen kuat dari pemerintah dan lembaga pendidikan

 Bahwa hal ini bukan sekedar kegiatan musiman. Jangan jadikan peserta didik hanya menjadi kelinci percobaan. Pemerintah lewat dinas terkait yang menjadi pengayom, pelindung, dan pendukung utama sistem pendidikan harus hadir. Bukan saja masalah anggaran, penempatan tenaga pendidik, memperhatikan kesejahteraan guru, tetapi pemerintah bisa masuk lebih jauh dengan menyediakan sarana dan prasarana bagi peserta didik, kemudahan bagi peserta didik dalam hal tranportasi, keamanan, subsidi biaya pendidikan, hingga penerapan kurikulum yang tepat.


Keempat. Perlu ada kajian mendalam. 

Tentu tidak semua lembaga pendiikan bisa menerapkan model belajar sejak dini hari tersebut, perlu ada kajian mendalam tentang bagaiman pembelajara akan diterapkan, sekolah mana saja yang cocok dan tidak cocok melaksanakan. Kajian atau penelitian seperti ini juga berguna untuk memastikan bahwa sekolah, siswa, orangtau siswa, lingkungan sekolah benar benar mendukung model pembelajaran tersebut.


Jika menilik manfaat dan efek positif bagi peserta didik dengan mengikuti pembelajaran sejak pukul lima dini hari, rasanya tidak ada alasan untuk tidak menerapkan model pembelajaran tersebut dalam dunia pendidikan Indonesia. Tentu dengan catatan, bahwa tidak semua lembaga pendidikan bisa dan mampu menerapkanya, kita harus bijak menyikapinya.


Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun