Kepadamu, yang melukis riwayat hidupku dengan laut luas sebagai latar belakang. Menyandingkan pertemuan dan perpisahan seumpama karang di hantam gelombang.
Kepadamu, yang tetap tersenyum meski tinggi gelombang menghancurkan biduk tempat kita menumpangkan sedikit harapan. Di tengah samudera penuh pekik kengerian, di ayun air pasang menandakan kita harus lebih erat berpegangan tangan.
Kepadamu yang tega menyeret bayangan senja ketepi cakrawala, menaburkan secuil garam padahal engkau tahu asinya air samudera. Bukan penghayalan akan fakta, bukan hendak melawan takdir Tuhan tentang rencana akhir cerita.
Kepadamu, kepadaku, kepada apapun yang telah menyaksikan babak akhir pengharapan.
#####
Baganbatu, 9 Agustus 2022