Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ketika Hati Ingin Menulis tentang Malam

30 Juli 2022   20:16 Diperbarui: 30 Juli 2022   20:16 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembaran malam di gantungan angan, mengajak berdiskusi tentang diam. Menyepi kemudian menyendiri, memeluk gelap sebagai perhiasan, memaknai nyanyi rembulan sebagai pertanda permufakatan, Sekian juta niat dan ambisi terpendam.

Cahaya merunduk padam setengah tiang, bayangan kini bernilaisangat  mahal, kerlip kunang-kunang ternyata hanya tipuan pendar perasaan. Pengharapan yang tetiba pudar, penantian hilang di telan ketidakpastian.

Juangku tak menjangkau jerit hitam sosok pembungkam, kebebasan berpendapat mulai di sortir menyerupai kerlip bintang. Indah dari kejauhan, tak terjangkau tak terengkuh mempelopori perubahan.

Yang mati ketika memperjuangkan, yang rela mempertaruhkan nyawa demi sebuah nilai tentang keadilan. malam ini, terbaring sendiri dalam diam yang panjang. Tak mampu berkata-kata, tak lagi mampu merentangkan tangan merintangi ketidakadilan yang semena-mena.

Malam semakin panjang, perubahan arti menemukan titik bakar. Yang dulu berkata lantang sambil mengepalkan tangan, kini tertidur di meja panjang penuh kue kekuasaan.

#####

Baganbatu, akhir juli 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun