Raga telah bersumpah, akan setia kepada ruh dalam segala suasana. Menangispun ia sedia, tertawapun ia sukarela. Seandainya luka adalah berdarah, raga lebih terima sebagai rasa cinta.
Jika raga semakin menua, dalam pandangan lemah tetapi semakin setia. Mendera cuaca dingin dan panas hasrat yang fana, menyimpan lusinan dusta sang tuan keinginan nafsu dunia. Terengah-engah, terseok-seok menuntun tangga, menggandeng masalalu hingga pengakhiran usia.
Raga rela berkurban, ditinggalkan sebagai aib dan keusangan.
Sekian puluh tahun mengabdi dalam bentang zaman, tugas raga menjaga ruh mencapai masa tiada.
Jika masa kematian tiba, raga hanya di anggap bangkai tak berguna.
Pengorbanan dan kesetiaan tiada tara, tanpa ucapan selamat tinggal sebagai hadiah.
*****
Baganbatu, 20 juniÂ
2022