Angin meniupkan angan, segerombolan ilalang bersiap hendak pulang. Goyang kekanan, meliuk ke depan. Seperti tanpa pegangan, seumpama biduk terombang-ambing di lautan. Itu yang terekam, hanya gambaran lahiriah penampakan.
Ilalang hanya mengabdi suratan badan. Tak hendak membangkang penciptaan, tak berniat mendahului kepastian. Hanya menanti seberapa lama umur diri, memasrahkan garis cerita kepada sang maha pencipta.
Angin, matahari, cuaca yang berubah seiring ingin. Mereka hanya pelengkap dalam kisah, menjadi lebih berwarna akar masalah. Ilalang tetaplah ilalang, berdiri atau terjungkal, dalam segar atau kering menghadang, tetap menunggu dalam diam, meliukan badan sekedar memberi ingat pada kehidupan. "Ilalang tetap ada, demi sinambungnya alur cerita".
*****
Baganbatu, juni 2021