Meringkuk dalam diam. Tubuh bergetar, jantung memompa darah dengan serampangan. Tangan dan kaki lunglai kedinginan. Panas tubuh menghilang, seiring penyesalan datang menghadang.
Di antara sunsum tulang belakang, di sela otak kiri dan kanan, di perbatasan akal sehat dan angan. Ku temukan segumpal dosa dan salah, ku biarkan iri dan dengki merajalela.
Ramadhan telah tiada. Kesempatan belum tentu datang menghamba. Darah masih hitam penuh dosa, mulut dan mata penuh prasangka pada sesama.
Peyesalan. Ketakutan murka Tuhan. Terputusnya rahmat dan hidayah akan kebenaran. Terbuang sia-sia selama ramadhan, terlena akan waktu terus berlalu.
Sahabat, maafkan salahku. Ijinkan aku membenahi segala yang palsu.
*****
Baganbatu, mei 2021