Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Mata Hati

1 Februari 2021   06:28 Diperbarui: 1 Februari 2021   06:41 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beginilah jika tulisan tak menggunakan matahati.

Tak bermakna.

Tak berselera.

Tak bergizi layaknya makanan ruhani, tak bermutu tinggi selayaknya maha karya.

Hanya kumpulan abzad bermuram durja, hanya onggokan peristiwa tak meninggalkan kisah.

Hampa setelah lelah membaca.

Percuma tanpa nilai pengaruh jiwa.

Matahati bagai matahari bagi pena, matahati bak lentera di gelapnya karya. Memberi makna, memberi rasa, mencukupkan kelezatan sebuah karya. Menghadirkan ruh di setiap huruf membentuk kata.

Jangan marah, jangan kecewa. Beginilah puisi ini apa adanya. Tersebab matahatiku tertinggal di antara perjalanan, mungkin terjatuh di belantara hutan kelapa sawit pulau Sumatera, atau tertinggal di salah satu rumahmakan ketika jasadku kekenyangan.

*****

Bangkinang, lupa tanggal lupa bulanya. 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun