Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Seruni, Gadis Malam dari Desa Kami

5 Desember 2020   19:14 Diperbarui: 5 Desember 2020   19:21 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ku temukan dirimu, di antara belukar riuh perkotaan, gedung-gedung tinggi menjulang hanya menyaksikan.

Senyum manismu hilang.

Jejak aroma melati semakin memudar.

Dari cafe hingga hotel berbintang, ku sebut namamu secara berulang.

Pada kunang-kunang yang muram

Pada trotoar sepanjang jalan. Mereka hanya heran, terdiam. Membiarkan aku berlari kencang menembus kerumunan. Terengah-engah meneriakan namamu dengan lantang.

Seruni, aku hanya hendak mengabarkan, pematang sawah tempat kita bercanda telah hilang. Rumah pohon di kaki bukit berganti villa, sungai jernih  penuh  limbah entah dari mana.

Hingga larut malam, di temani tiupan angin yang merayu tulang, ku putuskan kembali ke kampung halaman.

"Mengapa engkau tak menjawab rasa pedihku? Mengapa jejakmu terbang bersama debu yang tersapu."

****

Bagan batu, desember 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun