Mohon tunggu...
Darkim bin Arsabesari
Darkim bin Arsabesari Mohon Tunggu... Pengangguran Terselubung

Lupakanlah! Hanya sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Melengkapi Perjalanan Melintasi Perbatasan

6 November 2020   07:22 Diperbarui: 6 November 2020   07:24 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah lama, jalan kecil berkerikil menyesatkan langkah. Membiarkan tapak kaki merontah, setiap kali jejak tercipta di tanah basah. Entah sudah berapa jauh hatiku tertipu, menyusuri galau yang tak menentu.

Setiap persimpangan. Kutemukan jutaan lukisan wajah  dengan aneka hiasan. Senyum yang dibuat-buat, tawa garing penuh polesan, atau tangis yang terasa hambar tanpa kepedihan. Semua dalam satu fragmen, semua terasa menjemukan.

Hingga hari ini. Di ujung perbatasan naluri dan hayali, di serambi fakta dan fiksi yang tak terbelah, langkahku terhenti, jalan kerikil telah berganti. Tapak kaki tak menemukan pijakan,  sekedar menyalurkan hayal dalam bayangan.

Mungkinkah ini akhir perjalanan? Mengapa yang kucari belum jua memunculkan. Bahagia perasaan, teduhnya kehidupan.

*****

Baganbatu, 6 november 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun