Mendung di langit utara, lanskap alam di penuhi angin dan badai mengintai, putik melati semenjak tadi telah menyimpan aroma pusaka di relung hati, burung gereja bersegera memunguti mimpi untuk bekal istirahat malam nanti. Semua berkemas memenuhi kehangatan sejati, bercengkrama dalam tawa, bercerita tentang segala hiruk-pikuk kehidupan dunia.
Aku menunggumu. Sejak bayangan matahari condong kebarat, ciptakan garis memanjang menggambarkan pengharapan. "pulanglah walau sebentar." Pintaku melalui burung dara putih yang kemudian pergi, agar tersampaikan pesanku sebelum adzan magrib berkumandang nanti.
Aku tahu kesibukanmu, aku maklum dengan segala ambisi dan cita-citamu. Tapi manisan mangga madu telah ku persiapkan, seporsi nasi putih dan sambal ikan teri komplit tersaji. Ini bukti aku menunggumu, ini nyata mengharap kehadiranmu.
Kan ku hias wajahku dengan senyum yang paling manis, kan ku persembahkan kesyahduan bulan penuh suci. Pulanglah walau untuk sekali ini, agar menjadi bekal hingga ramadhan di tahun berganti.
Bagan batu,24 april 2020