Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Jika Siang Adalah Terang yang Sesungguhnya

3 Agustus 2019   12:08 Diperbarui: 3 Agustus 2019   12:13 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay.com

Selendang siang telah dikenakan, menyingkirlah segala kelam di berangus siang. Di kedalaman ceruk-ceruk tercuram, di bawah tindihan batu besar pegunungan, siang mengakhiri segala sunyi, terang jadi pembatas antara nyata dan mimpi

Tapi hatiku masih terasa pekat, tipisnya kulit ari tak mampu tertembus cahaya putih. Di bilik-bilik hatiku masih menyimpan gumpalan iri dengki, terlelap di bara api yang tersembunyi, mendengkur pelan di lindungan sifat hewani

kulit tubuh boleh terbakar, wajah garang rela terpanggang. Seonggok daging ternyata nyaman dalam kebusukan, merah menyalah penuh bara amarah, hitam pekat di bungkus prasangka

Jika siang adalah terang sesungguhnya, mengapa hatiku tetap beku di teriknya. Kelam padahal di kelilingi sinar, beku walau cahaya silau terus memburu.Mungkinkah ini pertanda hatiku telah membatu, hingga aku butuh hati yang baru

Bagan batu 3 agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun