Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pada Cahaya Rembulan Tempat Akhir Peraduan

12 Juli 2019   19:28 Diperbarui: 12 Juli 2019   19:43 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada rembulan yang sinarnya jatuh dari ketinggian, menyapa pucuk cemara dan menatap mesra bunga krisan. Pada terang yang memancar dari kehangatan, pada malam yang separonya bercerita tentang kasih sayang

Aku luapkan segala yang menyesakan dada lewat jendela, tak hendak bertegur sapa,  tapi rembulan telah duduk di pembaringan. Dengan matanya yang sayu mengandung rayuan, pipi merona merah menyapa sepi yang menggelayuti hati

Aku dan rembulan hanya terdiam, tapi dinding-dinding kamar tak henti menyampaikan pesan. Bibir terkunci oleh sanubari yang melingkupi, suara tertahan di ujung tenggorokan, hanya binar mata yang mengutarakan rasa membara di dada

Pada cahaya rembulan tempat akhir peraduan, pada segala keindahan yang di tawarkan lewat tarian, pada segelas cinta yang akhirnya memabukan. Aku serahkan sebungkus cinta berbalut rindu, aku pasrahkan segenap jiwa yang sebentar lagi tenggelam dalam cahaya, aku pasrah adanya

Bagan batu 12 juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun