Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi | Kenangan di Dalam Laci Meja

22 Juni 2019   22:45 Diperbarui: 22 Juni 2019   22:56 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hey kawan, ingatkah engkau pada sepetak tanah basah, tempat segala suka dan duka tertumpah bagai di tuang, memandikan badan dan semangat dengan keriangan. Itu dulu, ketika namaku dan namamu belum berkibar

Tahukah engkau di mana tempat itu berada? Kini tembok tinggi tlah tumbuh di sela rumput teki, mobil-mobil penuh gengsi berjajar rapi. Tiang gawang tlah lama patah, berganti gaya angkuh khas primadona

bagaimana kita akan bercerita pada anak cucu, bila tanah basah berganti karpet merah. Kita mungkin di anggap pendusta, menendang bola di sela-sela jendela kaca

Mari kita simpan kenangan di dalam laci, menguncinya dari segala ingat yang menyakitkan. Kita buka setahun sekali, sambil berharap keajaiban,gedung tinggi berubah lagi jadi tanah kubangan, tempat kita-kita yang mulai pikun tak lupa lagi dengan kenangan

Bagan batu 22 juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun