Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi | Kayu Merayu, Batu Meratap

9 Juni 2019   05:27 Diperbarui: 9 Juni 2019   05:30 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok pribadi/uswahtun hasanah/ps express

Biarkan tangis memecah batin, menggerus segala kerak karat berkarat, menguras seluruh pikiran waras. Itu akan melegakan, itu pasti bisa menjernihkan

Biar patah,biar pecah. Bahkan biarkan segala sumbat lepas seiring tobat, mengalir bak air yang mengairi, menguap bagai embun pagi di jilati matahari

Hiduplah dalam bentuk baru, serupa kayu yang tak henti merayu, serupa batu yang siang malam meratap pilu. Itu lebih berharga bagimu, daripada hidup hanya menabung malu

Bagan batu 9 juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun