Sisa rintik hujan masih menempel di dinding hati, memecahkan sekat sekat kaca berornamen jingga, menciptakan selarik bait puisi tentang kesucian hari nan fitri
Aku lupa belum memanggang asa, tiupkan segala aroma mewarnai senja. Menghitung tiap langkah adalah tujuan, jejakan tapak kaki melintasi masa
Ah, hatiku masih tertinggal di pembaringan, padahal lebaran menantiku di ujung jalan. Tak mungkin aku lari menyibak waktu, harapkan lebaran masih enggan beranjak pulang
Lebaranku mulai kehilangan makna, ketika keriuhanya mulai menikam jiwa. Jauh di sudut keremangan senja, secuil hatiku di perebutkan sekawanan serigala
Bagan batu 28 mei 2019