Mohon tunggu...
Kancah Citra
Kancah Citra Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Indonesia Jaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Trotoar dan Fasilitas Umum Lainnya

17 Maret 2015   13:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:32 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Trotoar untuk pejalan kaki.. bukan untuk sepeda motor apalagi untuk berjualan. Sayangnya di Indonesia negara yang tercinta ini trotoar adalah lahan multifungsi, siapa saja bisa dan berhak menggunakanya. Di Indonesia yang namanya fasilitas umum adalah fasilitas untuk semua hal, semua orang merasa berhak dan bisa menggunakanya tanpa melihat peruntukan dan fungsinya. Yah contoh kecilnya lihat saja trotoar.. ada pedagang ada tukang ojek bahkan kadang ada bangunan semi permanen di atasnya. Entah bagaimana menatanya, entah bagaimana menyadarkan masyarakat luas.

Belum lagi zebra cross, seluruh dunia pasti tau kalo zebra cross buat pejalan kaki menyebrang jalan tapi di Indonesia Zebra cross adalah tempat berhenti kendaraan ketika lampu laulintas berwarna merah. Jika ada penyebrang yang coba memperingatkan malah pengendara yang lebih galak. Pasti kalian pernah dan bahkan sudah biasa naik ke trotoar demi menghindari macet bahkan berhenti di zebra cross demi mendapatkan tempat paling depan di lampu merah. Bukan salah Pak Polisi bukan juga salah pengendara tapi Salah Mental manusianya.

Kita hanya bangga sebagai bangsa besar tapi bermental kerdil. Kita terbiasa membenarkan yang salah dan menyalahkan yag benar. Kita terbiasa membiarkan kesalah terjadi dan akhirnya menjadi sebuah kebiasaan yg dilegalkan di dalam masyarakat. Lihatlah kita terbiasa melihat angkot berhenti seenaknya padahal jelas-jelas ada rambu dilarang stop atau parkir.. tapi karena sudah biasa akhirnya menjadi sebuah kewajaran dan kalau ada yang memperingatkan menjadi sebuah keanehan.

Maka saya menarik kesimpulan… Jika kita terbiasa seenaknya di Jalan raya, seperti menerobos lampu merah, naik ke trotoar, berhenti di zebra cross maka jangan memarahi anak kita jika mereka berbuat salah. Bukankah memang kita yang mengajarkan mereka seperti itu? Bukankah kita yang mengajarkan mereka untuk melanggar aturan lalu kenapa kita harus marah kepada anak-anak kita jika mereka melanggar aturan?

silahkan pikirkan saja sendiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun